dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja.
Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan
yang indah.
Bahwa hidup harus mengerti, pengertian
yang benar.
Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang
tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan,
pengertian, pemahaman itu datang.
Tak masalah meski lewat kejadian yang
sedih dan menyakitkan.
Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya.
Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi
entah kemana.”
“Orang yang memendam perasaan
sering kali
terjebak oleh hatinya sendiri.
Sibuk merangkai semua kejadian
disekitarnya
untuk membenarkan hatinya berharap.
Sibuk menghubungkan banyak hal
agar hatinya senang menimbun mimpi.
Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi
mana simpul yang nyata dan mana simpul
yang dusta.”
“Sebenarnya penjelasan yang lebih baik
adalah karena...
aku sering kali berubah pikiran.
Semuanya menjadi absurd.
Bukan ragu-ragu atau plintat-plintut,
tetapi…
karena memang itulah tabiat burukku
sekarang,
berbagai paradoks itu.
Bilang iya tetapi tidak. Bilang tidak, tetapi iya.
Terkadang iya dan tidak sudah tidak jelas
lagi perbedaannya.”
![]() |
abdul aziz husen |
SIMAK JUGA : http://aziz91mei.blogspot.com/2013/08/syiah-dan-pemikiran-sesat-tentang.html
0 Komentar