Hati
terasa keras…
Nasehat
sudah sering terdengar…. lantunan ayat…sentuhan sabda-sabda Nabi…petuah-petuah
para ulama….akan tetapi…??
Kenapa
bisa demikian…?? Akankah hati telah kaku karena telah tenggelam dalam kilauan
kemaksiatan…terlena dalam gemerlap dunia…??
Akankah
mata ini mengalirkan tangisannya…jika hati telah keras membatu..?
Hati
mencari kekhusyu'an dalam sholat…akan tetapi kekhusyuan lari menjauh
seakan-akan memusuhi hati
Diantara prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jam'ah
adalah naik turunnya keimanan seseorang, naik karena ketaatan, dan turun karena
kemaksiatan. Karenanya hendaknya seorang muslim memperhatikan imannya, jika ia
merasa turunnya keimanannya maka hendaknya ia berusaha untuk memperbaruinya.
Karena turunnya iman mempengaruhi kondisi hati, semakin turun keimanan semakin
keraslah hati, dan semakin sulit tersentuh dan terpengaruh dengan ayat-ayat
Al-Quraan maupun nasehat-nasehat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda , yang artinya :
"Sesungguhnya iman akan usang di dalam tubuh
kalian sebagaimana usangnya baju, maka hendaknya kalian memohon kepada Allah
agar Allah memperbarui keimanan dalam hati-hati kalian" (HR Al-Haakim no 5
dan dihasankan oleh Al-Haitsami dalam Maj'ma' Az-Zawaaid 1/212 dan dishahihkan oleh
Al-Albani dalam As-Shahihah no 1585)
Karenanya terkadang cahaya hati seorang mukmin
diliputi oleh kabut kemaksiatan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Tidak ada satu hatipun kecuali ada semacam
awan sebagaimana awan yang menutupi rembulan. Tatkala rembulan sedang bersinar
tiba-tiba ada segumpal awan yang menutupinya hingga menjadi gelap. Jika telah
pergi meninggalkan rembulan maka (kembali) bersinar" (Diriwayatkan oleh
Abu Nu'aim di Al-Hilyah 2/196 dan dihasankan oleh Al-Albani no 2268)
Terkadang segumpal awan datang dan menutupi cahaya
rembulan, akan tetapi setelah beberapa waktu maka pergilah gumpalan awan
tersebut dan jadilah rembulan bersinar kembali di langit. Demikian pula dengan
hati seorang mukmin, terkadang cahayanya tertutup dengan kabut kemaksiatan,
akan tetapi jika ia berusaha untuk meningkatkan keimanannya dengan meminta
pertolongan kepada Allah maka akan pergilah kabut kemaksiatan tersebut dan
kembalilah hatinya bercahaya.
Yang jadi permasalahan jika hati tidak menyadarinya,
atau bahkan menyadarinya akan tetapi membiarkan dirinya berlezat-lezatan dengan
kemaksiatan dan dosa sehingga membiarkan kabut kemaksiatan tersebut
bertumpuk-tumpuk…jadilah hati menjadi kaku dan keras…
Diantara perkara yang bisa melembutkan hati yang
telah terlanjur keras membatu adalah menangis….merenungkan akhirat untuk
menangis…
aziz91mei |
TANGISAN NABI DALAM SHOLAT
Dari 'Atoo beliau berkata, "Aku dan 'Ubaid bin
'Umair menemui Aisyah, maka 'Asiyah berkata kepada 'Ubaid bin 'Umair,
"Sudah saatnya sekarang engkau mengunjungi
kami?"
Maka 'Ubaid bin 'Ubair menjawab,
"Wahai ibuku…, aku berkata sebagaimana
perkataan orang-orang terdahulu "Jarangkanlah menunjungi maka niscaya akan
menambah kecintaanmu !"
Aisyah berkata,
"Tinggalkan bahasa asingmu (*pepatah) itu"
'Ubaid bin 'Umair berkata,
"Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang
paling menakjubkan yang pernah engkau lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam?"
Aisyah pun terdiam, kemudian ia berkata,
"Di suatu malam Rasulullah berkata kepadaku,
"Wahai Aisyah…, biarkanlah aku beribadah kepada Robku malam ini" Aku
berkata, "Demi Allah, sungguh aku sangat suka berdekatan denganmu, (akan
tetapi) aku suka apa-apa yang membuatmu senang" Maka Nabipun berdiri dan
bersuci lalu beliau sholat. Maka beliau terus menangis hingga tangisan beliau
membasahi pangkuan beliau (*tatkala duduk)…, kemudian beliau terus menangis
hingga membasahi janggut beliau.., kemudian beliau terus menangis hingga
membasahi lantai. Lalu datang Bilal mengumandangkan adzan sholat subuh. Tatkala
Bilal melihat Nabi menangis maka Bilalpun berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa
engkau menangis?, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu
maupun yang akan datang?".
Nabi berkata,
"Tidakkah aku tidak menjadi hamba yang
bersyukur?, sungguh telah turun kepadaku malam ini sebuah ayat, celaka orang
yang membacanya dan tidak merenungkannya"
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal…." (QS Ali Imron : 190 dst) (HR Ibnu Hibbaan dalam shahihnya
no 620, dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 68 dan juga oleh
Syu'aib Al-Arnauuth)
Lihatlah…bagaimana kondisi Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam tatkala berdiri di hadapan Allah dengan melantunkan ayat-ayat
Al-Qur'an. Sebuah ayat membuat beliau menangis…menangis… dan menangis…. hingga
tangisan beliau membasahi lantai…, beliau menangis hingga terbit fajar. Padahal
beliau telah diampuni dosa-dosa beliau baik yang telah lalu maupun yang akan
datang…bahkan telah dijamin masuk surga…akan tetapi demikianlah hati beliau
bersama Al-Quran.
Lantas…bagaimana dengan kita …yang tidak tahu apakah
dosa-dosa kita yang bertumpuk-tumpuk diampuni atau tidak??
Abdullah bin Asy-Syikkhiir radhiallahu 'anhu berkata
"Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam mengimami kami dan di dada beliau ada suara sebagaimana suara air yang
sedang mendidih karena tangisan" (HR Abu Dawud no 904, At-Thirmidzi di
Syamaail no 321, dan An-Nasaai no 1214. Ibnu Hajar menyatakan bahwa isnadnya
kuat (Fathul Baari 2/206) dan dishahihkan oleh Al-Albani
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:
"Surat Huud, surat Al-Waqi'ah, surat
Al-Mursalaat, surat 'An-Naba, dan surat Kuwwirot telah memutihkan
rambutku" (HR At-Thirmidzi 3297 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam
As-Shahihah no 955)
Sungguh surat-surat yang dibaca oleh Nabi ini telah
memutihkan rambut Nabi sebelum waktunya. Pengaruh isi dari surat-surat tersebut
bukan hanya mempengaruhi hati Nabi saja, bahkan mempengaruhi jasad belia…rambut
beliau.
Demikian pula para sahabat tatkala sholat nampak
pengaruh al-Qur'an yang mereka lantunkan.
Lihatlah bagaimanakah Abu Bakar yang jika sholat
beliau tidak bisa menahan air mata beliau.
Aisyah berkata :
Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
masuk ke rumahku (*yaitu tatkala sakit yang menyebabkan beliau meninggal), ia
berkata : "Perintahlah Abu Bakar agar menjadi imam sholat
orang-orang"
Maka Aisyah berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Bakar
adalah seorang yang lembut, jika ia membaca AL-Qur'an maka ia tidak bisa menahan
air matanya. Kalau seandainya engku memerintahkan selain Abu Bakar untuk
menjadi imam…." (HR Al-Bukhari no 664 dan Muslim no 417).
Dalam riwayat yang lain Aisyah berkata:
"Sesungguhnya kalau Abu Bakar berada di
posisimu (*menggantikanmu sebagai imam) maka para makmum tidak bisa mendengar
bacaannya karena tangisannya" (HR Al-Bukhari no 7303)
Demikian pula Umar bin Al-Khottoob, Al-Hasan
berkata,
"Umar bin Al-Khottoob pernah membaca firman
Allah "Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang
dapat menolaknya" (QS At-Thuur :7-8), maka beliaupun sesak nafas hingga
akhirnya beliau dibesuk karenanya selama 20 hari" (Diriwayatkan oleh Ibnu
Katsiir dengan sanadnya di Tafsirnya, pada tafsir ayat ini)
'Ubaid bin 'Umair berkata :
"Umar bin Al-Khottoob mengimami kami sholat
subuh, lalu ia membaca surat Yusuf hingga akhirnya sampai pada ayat "Dan
kedua mata Ya'qub menjadi putih karena Kesedihan dan Dia adalah seorang yang
menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)" (QS Yusuf : 84), maka Umarpun
menangis hingga tidak mampu melanjutkan bacaannya lalu iapun ruku" (Syarah
Shahih Al-Bukhaari karya Ibnu Batthool 10/281)
Abdullah bin Syaddaad berkata:
"Aku mendengar isakan tangisan Umar, padahal
aku berada di saf yang paling terakhir, Umar membaca ayat: "Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku" (QS Yusuf
: 86)"
(Atsar ini mu'alaaq disebutkan oleh Al-Bukhari dalam
shahihnya 1/144 sebelum hadits no 716 pada bab "Jika Imam menangis dalam
sholat", Dan Ibnu Hajar telah menjelaskan dalam fathul bari 2/206
bahwasanya atsar ini telah disambung oleh Sa'iid bin Manshuur, dan sholat Umar
tersebut adalah sholat subuh)
Sumber : ==>
0 Komentar