1. Mereka mengatakan bahwa Allah
Ta’ala tidak mengetahui bagian tertentu sebelum terjadi. Dan mereka sifatkan
Allah Ta’ala dengan al-Bada’ yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala baru mengetahui
sesuatu setelah terjadi. (Dinukil dari kitab Syi’ah wa Tahrifu al-Qur’an
olehSyaikh Muhammad Malullah halaman 17, nukilan dari kitab al-Anwaaru
an-Nu’maaniyyah (I/31) salah satu kitab terpenting Syi’ah).
2. Tahriful Qur’an (Perubahan
Al-Qur’an).
Yakni mereka mengi’tiqadkan telah
terjadi perubahan besar-besaran di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat dan
surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para shahabat Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga khalifah yang merampas hak
ahlul bait, yaitu AbuBakar, ‘Umar dan ‘Utsman radhiallahu ‘anhum ajmain. (ibid)
3. Al Qur’an yang sekarang sudah
tidak asli.
Mereka juga mengatakan bahwa
Al-Qur’an yang ada ditangan kaum Muslimin dari zaman shahabat sampai hari ini
tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur’an mereka yang tiga kali lebih besar dari
Kitabullah yang mereka namakan mushaf Fatimah yang akan dibawa oleh Imam Mahdi.
(ibid)
Al-Kusyi pula berkata: “Tidak
sedikitpun isi kandungan di dalam al-Quran (yang digunakan oleh Ahli Sunnah
wal-Jamaah sekarang, Pent.) yang boleh kita jadikan pegangan”.[ Lihat: As-Safi.
(1/33)]
4. Menuhankan Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu.
Lihatlah kepada sebagian perkataan
ulama mereka tentang Ali bin Abi Thalib yang kata mereka –secara dusta- telah
mengatakan:Demi Allah. Sesungguhnya akulah yang bersama Ibrahim di dalam api,
dan akulah yang menjadikan api itu dingin dan selamatlah Ibrahim. Dan aku
bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan akulah yang menyelamatkannya dari
tenggelam. Dan aku bersama Musa, lalu aku ajarkan ia Taurat. Dan akulah yang
membuat Isa dapat berbicara di waktu masih bayi dan akulah yang mengajarkannya
Injil. Dan aku bersama Yusuf di dalam sumur, lalu aku selamatkan ia dari tipu
daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani
(terbang),dan aku-lah yang menundukkan angin untuknya). (ibid)
5. Bahwa Imam-imam mereka lebih
tinggi derajatnya daripada para malaikat dan para Rasul/Nabi.
Lihatlah apa yang dikatakan
Khomeini, pemimpin besar agama Syi’ah di dalam kitabnya al-Hukuumatu
al-Islamiyyah (hal. 52): ”Dan sesungguhnya yang terpenting dari madzhab kami,
sesungguhya imam-imam kami mempunyai kedudukan (maqam) yang tidak bisa dicapai
oleh seorang pun malaikat yang muqarrab/dekat dan tidak oleh seorangpun Nabi
yang pernah diutus.”Maksudnya, imam-imam mereka itu jauh lebih tinggi daripara
malaikat dan sekalian Nabi yang pernah diutus. Inilah salah satu penghinaan
terbesar Khomeini kepada seluruh Malaikat dan para Nabi semuanya (termasuk
Jibril dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,berpegang kepada keumuman
lafadz yang diucapkan Khomeini).
6. Percaya kepada Reinkarnasi.
Di antara I’tiqad Syi’ah yang terpenting
dan menjadi salah satu asas agama mereka adalah aqidah raj’ah, yaitu keyakinan
hidup kembali di dunia inisesudah mati, atau kebangkitan orang-orang yang telah
mati di dunia. Peristiwanya terjadi ketika Imam Mahdi mereka bangkit dan bangun
dari tidur panjangnya yang sampai sekarang telah seribu tahun lebih (karena
selama ini ia bersembunyi di dalam gua). Kemudian dihidupkanlah kembali seluruh
imam mereka dari yang pertama sampai yang terakhir tanpa terkecuali Rasulullah
Shallallahu’Alaihi Wa Aalihi Wasallam dan putri beliau Fatimah. Kemudian
dihidupkan kembali pula musuh-musuh Syi’ah yang terdepan yakni Abu Bakar, Umar
dan Utsman dan seluruh shahabat dan seterusnya. Mereka semua akan diadili,
kemudian disiksa di depan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam
karena telah mendzalimi ahlul bait, merampas imamah dan seterusnya.(Lihat kitab
mereka, Haqqul Yaqin, Hal. 347).
7. Taqiyyah (berdusta).
Berkata Mufid dalam kitabnya
Tashhiihal-I’tiqaad, menerangkan pengertian taqiyah dikalangan Syi’ah:”Taqiyah
adalah menyembunyikan kebenaran dan menutupi keyakinannya, serta
menyembunyikannya dari orang-orang yang berbeda dengan mereka dan tidak
menampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkan akan berbahaya terhadap
aqidah dan dunianya.” Ringkasnya, taqiyah adalah berdusta untuk menjaga
rahasia. Bahkan terkadang mereka berpenampilan seolah-olah mencintai Ahlus
Sunnah, sehingga semua ini menjadikan orang-orang yang polos di kalangan Ahlus
Sunnah tertipu dan terpedaya oleh mereka. Syi’ah mensyari’atkan dusta yang
merupakan aqidah yang harus dipercayai dan bahkan masuk dalam rukun iman,
sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka:
- ”Kulani menukil dari Abdullah,
ia berkata: Taqwalah atas agamamu dan berhijablah dengan “taqiyah”, maka
sesungguhnya tidak sempurna iman seseorang apabila tidak berdusta (taqiyah).
(Ushulul Kaafi hal. 483. Al Kaafi merupakan salah satu kitab pegangan pokok
mereka dalam hal aqidah dan agama Syi’ah Imamiah).
- Kulaini mengatakan dari Abdullah
ia berkata: Adalah Bapakku mengatakan: “Dan apakah yang dapat menenangkan
pikiranku selain berdusta (taqiyah). Sesungguhnya taqiyah adalah surga bagi
orang yang beriman.” (Ushul Al-Kaafi hal.484).
- Jagalah agama kalian dan
lindungilah dengan taqiyah, sesungguhnya tidak beriman bagi siapa yang tidak
bertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi, I/218).
- Diriwayatkan dari Ali bin
Muhammad: “Wahai Daud! Sekiranya kamu mengatakan bahawa orang yang meninggalkan
taqiyah sama seperti orang yang meninggalkan solat, maka sesungguhnya betullah
kata-katamu itu”.[ Lihat: Wasail asy-Syiah (X1/466). Cetakan Tehran.]
Dengan taqiyah, seakan mereka
menunjukkan iltizam-nya tehadap hukum Islam. Saling menolong dengan dasar cinta
dan kasih sayang dengan kaum Muslimin. Padahal kenyataannya mereka berlepas
diri dari kaum Muslimin.Mereka menganggap bahwa Ahlus Sunnah lebih kafir
daripada orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik. Mereka juga memandang bahwa
mereka tidak mungkin bertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah agama.
8. Mengkafirkan para Shahabat
Nabi.
- Abu Ja’far berkata: “Semua
manusia (kaum muslimin Ahli Sunnah wal-Jamaah) menjadi Ahli Jahiliyah
(kafir/murtad setelah kewafatan Rasulullah) kecuali empat orang, Ali, Miqdad,
Salman dan Abu Dzar”.[ Lihat: Tafsir as-Safi. (1/389)]
- Al-Kulaini [nama penuhnya Muhammad
bin Yakub al-Kulaini. Meninggal dunia pada 328H] mensifatkan Abu Bakar, ‘Umar
dan ‘Utsman telah keluar dari kalangan orang yang beriman (murtad/kafir)
lantaran tidak melantik Ali sebagai khalifah setelah Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa-sallam wafat. [Lihat: Usul al-Kafi. (1/488).]
- Malah al-Kulaini mengkafirkan
seluruh penduduk Mekkah dan Madinah. Menurut Kulaini: “Penduduk Madinah lebih
buruk dari penduduk Mekkah dan penduduk Mekkah telah kufur kepada Allah dengan
terang-terang”. [Ibid. (2/409)]
- Al-Kulaini juga menetapkan dalam
kitabnya al-Kafi:
“Sesiapa yang tidak beriman kepada
Imam Dua Belas maka dia adalah kafir walaupun dia keturunan Ali atau Fatimah”.[
Lihat: Al-Kafi. (1/372-374)]
- Al-Majlisi seorang ulama besar
Syiah menegaskan: “Bahwa mereka (Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman) adalah pencuri
yang khianat dan murtad, keluar dari agama, semoga Allah melaknat mereka dan
semua orang yang mengikut mereka dalam kejahatan mereka, sama ada orang dahulu
atau orang-orang kemudian”.[ Lihat: بحار الانوار. (4/385). Muhammad Baqir
al-Majlisi]
- Budak Ali bin Husin berkata:
“Saya pernah bertanya kepada Ali bin Husin tentang Abu Bakar dan ‘Umar. Maka
dia menjawab: Keduanya kafir dan sesiapa yang mencintainya juga kafir”. [ Ibid.
(2/216)]
- Abu Basir (ulama Syiah)
menegaskan: “Sesungguhnya penduduk Mekkah telah kufur kepada Allah secara
terang-terang dan penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah, lebih
buruk tujuh puluh kali dari penduduk Mekkah”.[ Ibid. (2/410)]
9. Menolak Hadits-hadits walaupun
hadits tersebut shahih yang datang dari Muhaddits Ahlus Sunnah, seperti Imam
Bukhari, Muslim, Turmizi dan yang lainnya. Syiah hanya menerima hadis yang
diriwayatkan oleh perawi Ahli Bait. Menurut Syiah hadis bukan semata-mata dari
Nabi tetapi dari Imam Dua Belas yang maksum. Nilai perkataan imam yang maksum
senilai dengan wahyu dan sabda nabi. [Keyakinan bahawa para imam maksum
menjadikan semua perkataan yang keluar dari mereka adalah sahih. Maka tidak diperlukan
menyandarkan sanadnya kepada Rasulullah s.a.w sebagaimana di kalangan Ahlu
Sunnah wal-Jamaah. Lihat: Tarikh al-Imamiyah. Hlm. 140. Abdullah Faiyad.]
10. Mengkafirkan Ahlus Sunnah wal
Jama’ah dan menyatarakannya dengan orang-orang kafir, musyrikin lagi najis.
Begitu juga ulama Syiah
mengkafirkan pengikut mazhab Syafi’i, Hambali, Maliki dan Hanafi karena mereka
digolongkan sebagai an-Nasibi.
- Menurut ulama Syiah lagi: “Dalam
kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari Malik, Abi Hanifah, Syafi’i, Ahmad dan Bukhari
semua mereka kafir dan terlaknat”. [Lihat: Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7.
Ihsan Ilahi Zahiri.]
- Keyakinan Syiah yang sesat ini
diambil dari keterangan ulama mereka Syeikh Husin al-’Usfur ad-Darazi
al-Bahrani. Beliau menegaskan: “Riwayat-riwayat para imam menyebutkan bahawa
an-Nasibi (si Kafir) adalah mereka yang digelar Ahli Sunnah wal-Jamaah”.
[Lihat: Al-Masail al-Khurasaniyah. Hlm. 147]
- Berkata Abu Qasim al-Musawi
al-Khuri (ulama besar Syiah): “Najis ada sepuluh jenis, yang ke sepuluh adalah
orang kafir, iaitu yang tidak beragama atau yang beragama bukan Islam atau
beragama Islam menolak yang datang dari Islam. Dalam hal ini tidak ada
perbezaan antara murtad, kafir asli, kafir zimmi, Khawarij yang ghalu atau
an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”.[ Lihat: Manhaj Shalihin. (1/116).]
- Berkata Ruhullah al-Musawi
(ulama Syiah): “Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dan Khawarij
dilaknati Allah Subhanahu wa-Ta’ala. Keduanya adalah najis tanpa diragukan
lagi”.[ Lihat: Tahrirul al-Wasilah. (1/116). Cetakan Beirut.]
11. Meyakini bahwa darah dan harta
orang-orang Ahlus Sunnah adalah Halal.
- Berkata Muhammad bin Ali
Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad: “Aku bertanya kepada
Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana pendapat engkau membunuh an-Nasibi (Ahli
Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal darahnya akan tetapi lebih selamat bila
engkau sanggup menimpakan dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke
dalam air supaya tidak ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan
hartanya? Dia menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin”.[ Lihat: 'Ilal
asy-Syar'i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.]
- Berkata Abu Ja’far ath-Thusi
(ulama Syiah): “Berkata Abu Abdullah ‘alaihis salam (Imam as-Sadiq): Ambillah
harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun kamu mendapatkannya
dan berikan kepada kami seperlima”.[ Lihat: Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan
Tehran.]
- Yusuf al-Bahrani berkata (ulama
Syiah): “Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa an-Nasibi kafir dan najis
secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan dihalalkan
membunuhnya”.[ Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah.
(X11/323-324).]
12. Menghalalkan Nikah Mut’ah
(Kawin Kontrak).
- Mereka juga berdusta atas nama
Ja’far Ash-Shadiq, alim yang menjadi lautan ilmu ini! dikatakan oleh mereka
telah bersabda: “Mut’ah itu adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Yang
mengamalkannya, mengamalkan agama kami dan yang mengingkarinya mengingkari
agama kami, bahkan ia memeluk agama selain agama kami. Dan anak dari mut’ah
lebih utama dari pada anak istri yang langgeng. Dan yang mengingkari mut’ah
adalah kafir murtad.” (Tafsir Manhaj Asshadiqin Fathullah Al-Kasyani hal.356)
- Mereka juga berbohong atas nama
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, mereka mengatakan bahwa beliau
bersabda: “’Barangsiapa melakukan mut’ah sekali dimerdekakan sepertiganya dari
api neraka, yang mut’ah dua kali dimerdekakan dua pertiganya dari api neraka
dan yang melakukan mut’ah tiga kali dimerdekakan dirinya dari neraka.”
- Mereka menambah tingkat
kejahatan dn kesesatan merea dengan meriwayatkan atas nama Rasulullah
Shallallhu‘alihi wasallam: “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan seorang wanita
Mukminah, maka seoloh-olah dia telah berziarah ke Ka’bah (berhaji sebanyak 70
kali).(‘Ujalah Hasanah Tarjamah Risalah Al Mut’ah oleh Al-Majlisi Hal.16).
- Abu Ja’far Ath-Thusi menukil
bahwa Abu Abdillah Alaihis-Salam (Imam mereka yang di anggap suci) ditanya
tentang mut’ah apakah hanya dengan empat wanita? Dia menjawab, “Tidak, juga
tidak hanya tujuh puluh. ”Sebagaimana dia juga pernah ditanya apakah hanya
dengan empat wanita?
Dia menjawab, “Kawinlah (secara
mut’ah) dengan seribu orang dari mereka karena mereka adalah wanita sewaan,
tidak ada talak dan tidak ada waris dia hanya wanita sewaan.”(At-Tahdzif oleh
Abu Ja’far Aht-Thusi, Juz III/188)
- Mereka menisbatkan kepada imam
keenam. yang ma’shum dia bersabda, “Tidak mengapa mengawini gadis jika dia rela
tanpa ijin bapaknya.” (At-Tahdzif Al-Ahkam juz VII/256)
13. Pantat dan paha bukan aurat.
- Karaki berkata bila kamu menutup
kemaluanmu maka benar-benar telah menutup aurat (Al Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam
1/ 374), sedangkan pantat, yang diangap aurat adalah lobang dubur, bukan dua
pantat, dan paha juga bukan termasuk aurat.
- Shodiq AS berkata “paha tidak
termasuk aurat”, bahkan Imam AL Baqir As telah mengecat auratnya dan membalut
lubang kemaluannya (Jamial Maqosid Lilkaraki 2 / 94. Al Mu’tabar karangan Al
Hulli 1 / 222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul Ahkam1/202,semuanya karangan Al
Hulli Madarikul Ahkam 3/191)
- Abu Hasan Al Madhi : “bahwa
aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan dan lubang belakang, lubang belakang
sudah ditutup oleh pantat, apabila kamu telah menutup keduanya maka berarti
telah menutup auratnya, karena selain itu bukan tempat najis, maka bukanlah
aurat, seperti betis”.( Al Kaafi 6 / 51, Tahzibul Ahkam 1/374 Wasa’ilusyiah
1/365 Muntaha Tolab 4/269 Al Khilaf karangan Tusi 1/396).
Dari Abu Abdullah As berkata: “
paha tidak termasuk aurat” (Tahdhibul Ahkam 1/ 374, Wasa’ilusyiah jilid 1 hal
365).
14. Kotoran para imam bisa
menyebabkan masuk surga.
Kotoran dan air kencing para imam
bukan sesuatu yang menjijikan dan tidak berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan
misik yang semerbak. Barang siapa yang meminum kencing, darah dan memakan
kotoran mereka maka haram masuk neraka dan wajib masuk surga (Anwarul Wilayat
Liayatillah Al Akhun Mulla Zaenal Abidin Al Kalba Yakani : th 1419 halaman
440).
Abu Jafar berkata : “ciri-ciri
Imam ada 10 :
- Dilahirkan sudah dalam keadaan
berkhitan.
- Begitu menginjakkan kaki di bumi
ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
- Tidak pernah junub.
- Matanya tidur hatinya terbangun.
- Tidak pernah menguap
- Melihat apa yang di belakangnya
seperti melihat apa yang di depannya.
- Bau kentut dan kotorannya
bagaikan misik.
(Al Kaafi 1/319) Kitabul Hujjah
Bab Maulidul Aimmah)
15. Bolehnya menyodomi istri
(menyetubuhi lewat dubur)
- Disebutkan dalam buku
Al-Istibshar yang diriwayatkan dari Ali bin Al-Hakam, ia berkata, “Saya pernah
mendengar Shafwan berkata” saya berkata kepada Ar-Ridha, “Seorang budak
memperintah saya untuk bertanya kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia
malu menanyakan langsung kepadamu”, maka ia berkata, “Apa masalah itu?”, ia
menjawab, “Bolehkah seorang laki-laki menyetubuhi istrinya dari duburnya”, maka
ia menjawab, “Ya, boleh baginya”.
- Dalam kitab Tahrirul Wasilah hal
241- masalah ke 11. Khumaini berkata : “pendapat yang kuat dan terkenal adalah
diperbolehkan menyetubuhi istrinya lewat lubang belakang walaupun hal itu
sangat dibenci”
16. Dibolehkan meminjamkan istri
atau wanita kepada seseorang.
- Abu Ja’far Muhammad Ibnu Hasan
At-Thusi menyebutkan dari Muhammad bin Muslim dari Abu Ja’far, ia berkata: Aku
tanyakan kepadanya: “Halalkah laki-laki meminjamkan pada temannya tubuh
puterinya untuk disetubuhi?” Jawabnya: “Boleh. Bahwa halal bagi dia sebagaimana
halal bagi temannya meminjamkan
kemaluan putrinya untuk
disetubuhi.” (Al-Istibshar Juz III hal. 136).
- Muhammad Ibnu Mudharrib berkata:
Berkata kepadaku Abu Abdullah: “Hai Muhammad, ambillah putri ini untuk
melayanimu dan untuk kamu setubuhi. Maka bila kamu telah selesai
menyetubuhinya, kembalikan dia kepadaku.” (Al Istibshar Juz III hal. 136 dan
dalam Furu’ul Kaafi hal. 200).
17. Dibolehkan melampiaskan
syahwat kepada bayi dan sesama jenis.
- Khumaini berkata : “Semua bentuk
menikmati, seperti meraba dengan penuh syahwat, memeluk , dan adu paha boleh
walaupun dengan bayi yang sedang menyusui”. Tahrirul Wasilah 2/216.
- Alkhui : ia memperbolehkan
seorang laki-laki memegang-megang atau bermain dengan aurat laki-laki lain atau
wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila sebatas gurau dan canda
sebatas tidak menimbulkan syahwat. Sirotunnajah fi Ajwibatil istifta’at jilid 3
18. Peziarah kuburan Husein lebih
mulia dari jama’ah haji yang wukuf di Arafah.
Mereka berkta: Bahwasanya Allah
memandangi para penziarah kuburan Husain pada sore hari Arafat sebelum melihat
pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu Abdillah berkata : “Karena di arafah
terdapat anak haram sedangkan di kuburan Husein tidak ada anak haram di sana
(karena selain syiah adalah anak haram ). [Kitab Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal
222]. Maksud anak zina bagi syiah adalah kaum muslimin selain pengikut Syi’ah.
19. Selain anak Syi’ah adalah anak
haram semua.
- Dalam Al Kafi jilid 8 hal 285 :
Setiap orang adalah anak zina kecuali Syiah.
- Dalam tafsir Ayyasyi jilid 2 hal
218 dan Al Burhan jilid 2 hal 139 : setiap anak yang lahir di tunggui oleh
iblis, bila yang lahir itu berasal dari kelompok Syiah maka terjaga dari iblis,
bila bukan dari kelompok Syiah maka syetan meletakkan jari-jarinya pada lambung
belakang anak laki-laki agar kelak menjadi orang tercela dan bila kelamin
perempuan agar kelak menjadi pelacur.
20. Taat kepada Ali lebih penting
dari pada taat kepada Allah.
Dalam mukadimah tafsir Al Burhan
tercantum : bahwa Allah berfirman Ali bin Abi Tholib adalah hujjahKu di atas
ciptaan-Ku. Saya tidak akan memasukkannya ke neraka siapa yang memberikan
haknya walau dia mendurhakai-Ku dan tidak akan saya masukkan surga orang yang
mengingkarinya walau ia taat pada-Ku (Al Burhan hal 23).
21. Dunia dan Akhirat adalah milik
Imam-imam mereka.
- Dunia dan akhirat adalah milik
Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu terserah pada para Imam (Al
Kafi 1/337).
- Mereka yang menguasai kunci
kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh mengeluarkan emas-emas yang ada di
dalam tanah itu (al Kaafi 1/394).
- Diperbolehkan Towaf pada kubur
Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1 hal 287).
- Imam Hasan Askari berkata :
“sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah dikandung didalam perut
melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim melainkan lewat paha
sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak terkena
kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17,
26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394 Dala’ilul Imamah
264).
22. Para imam mengetahui segala
sesuatu termasuk perkara ghaib dan juga mendapat wahyu.
- Para imam mengetahui apa yang
ada dilangit, bumi, surga, neraka , mereka mengetahui apa yang telah terjadi
dan semua yang terjadi kemudian.(Al Kafi jilid 1 hal. 204) ciptaan Allah dan
yang akan diciptakan.
- Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan
manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat
demikian maka dia bukan Imam(Al Kaafi 1/225).
- Para imam mendapatkan wahyu yang
seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah tidak akan menurunkan
ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as” (Al Kaafi 1/330).
- Seorang Imam tidak akan wafat
sebelum mengetahui siapa penggantinya. (Al Kafi jilid 1 hal 218).
23. Nabi Muhammad dan para Nabi
lainnya akan masuk neraka.
Dari Abi Abdilah ia berkata : “
lalu diperlihatkan api neraka pada mereka, lalu berkata, “masuklah kalian ke
neraka dengan izinku!”. Orang pertama yang masuk neraka adalah Muhammad SAW,
kemudian di ikuti oleh para Ulul Azmi, para pewaris dan pengikutnya, lalu dia
berkata pada manusia golongan kiri (Ashabusyimal) masuklah ke neraka dengan
ijin saya, mereka menjawab ya Tuhan apakah kau ciptakan kami untuk dibakar, ia
berkata kepada Ashhabul Yamin keluarlah kalian dari neraka atas ijinku. Api
Neraka tidak sedikitpun melukai mereka (Al Kaafi 2/9).
24. Khasiat tanah dan debu kuburan
ahlu bait.
- Abas Alqummi berkata : “para
ulama melarang memakan debu dan tanah kecuali yang berasal dari kuburan Husain.
Sebatas untuk pengobatan bukan untuk menikmati dan ini hanya sebatas biji
kecil, lalu diletakkan dimulut dan ditelan dengan air secukupnya sambil berdoa
ya Allah berikan rizqi yang luas yang bermanfaat dan disembuhkan dari berbagai
penyakit (Mafatihul Jinan 547)
Saya takut rizki yang luas itu
berupa sakit keras dan batu-batuan itu merusak ginjal.
Khasiat debu seperti madu
- Tanah pusara Husain menurut
kepercayaan mereka berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, dan menghilangkan
rasa takut, bila diminum orang yang sakit akan menjadi sembuh, bila diletakkan
bersama jenazah dalam liang lahat maka dia akan aman dari siksaan kubur, bila
dibawa seseorang dan dimain-mainkan maka dia mendapatkan pahala orang yang
bertasbih, karena tanah itu dapat bertasbih sendiri(Biharul Anwar 11/118/140
Amali Tusi 1/326 Wasa’ilusyi’ah 10/415 )
- Abu Abdullah berkata:
sesungguhnya Allah telah menjadikan debu kakekku Husain suatu obat dari segala
penyakit dan menghilangkan rasa takut, jika salah seorang kalian memegangnya,
maka hendaknya dicium, diletakkan di matanya dan menyapu dengan debu itu
seluruh badannya sambil berdoa : Ya Allah, dengan hak tanah ini dan Hak yang
tinggal di dalamnya (Amali Tusi 1/326)
25. Fatimah adalah Tuhan yang
berwujud seorang wanita
Amiril Mu’minin berkata : “Fatimah
bukan wanita biasa melainkan seorang wanita titisan Tuhan. Tapi dia memiliki
sifat manusia seutuhnya. Ia adalah Wanita dari kerajaan besar yang menampakkan
diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang berwujud
seorang perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan Ibrahim Al Ansari hal-7)
26. Rukun Iman Agama Syi’ah
Rukun iman Agama Syiah berbeda
dengan rukum iman Ahli Sunnah wal-Jamaah, karena rukun iman Syiah hanya lima
perkara, yaitu:
- Beriman kepada keEsaan Allah – (التوحيد)
- Beriman kepada Keadilan – (العدل)
- Beriman kepada Kenabian – (النبوة)
- Beriman kepada Imam – (الامانة)
- Beriman kepada Hari Kiamat – (المعاه)
27. Para Nabi dan Rasul belum
menyempurnakan agama ini.
Khumaini mengatakan bahwa para
nabi dan rasul belum sempat menyempurnakan syari’at dari langit (syari’at Allah).
Menurut Khumaini, para nabi dan rasul juga belum berhasil menancapkan
tonggak-tonggak keadilan di dunia ini. Adapun tokoh yang nantinya berhasil
membumikan keadilan secara sempurna, menurut Khumaini adalah Imam Mahdi (versi
Syi’ah) yang akan datang.
Klaim ini dilontarkan Khumaini
saat merayakan hari kelahiran Al-Mahdi menurut versi Syi’ah pada 15 Sya’ban
1400H.
28. Nabi wafat akibat diracun oleh
istrinya.
Didalam Tafsirul Iyasy 1/200,
karya Muhammad bin Mahmud bin Iyasy mengatakan -dengan dusta- bahwa Abu
Abdillah Ja’far Ash Shidiq rahimahullah pernah berkata: “Tahukah kalian apakah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia atau dibunuh?” Sesungguhnya
Allah telah berfirman yang artinya: “Apakah jika dia (Muhammad) mati atau
dibunuh, kalian akan murtad?” (Ali Imran: 144). Beliau sebenarnya telah diberi
racun sebelum meninggalnya. Sesungguhnya dua wanita itu (Aisyah dan Hafshah)
telah meminumkan racun kepada beliau sebelum meninggalnya. Maka kami
menyatakan: “Sesungguhnya dua wanita dan kedua bapaknya (Abu Bakar dan Umar)
adalah sejelek-jelek makhluk Allah.”
29. Istri-istri Rasulullah adalah
wanita keji.
- Dinukilkan secara dusta di dalam
kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijal karya At Thusi hal. 57-60 bahwa Abdullah bin
Abbas pernah berkata kepada Aisyah: “Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur
dari sembilan pelacur yang ditinggalkan oleh Rasulullah…”
- Dalam kitab Haqqul Yaqin,
Muhammad Baqir al-Majlisy hal. 519, disebutkan dalam bahasa Perancis yang
terjemahannya adalah: “Dan aqidah kita (Syi’ah) adalah bebas dari empat
berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah. Dan bebas dari empat berhala
wanita: Aisyah, Hafsah, Hindun dan Ummul Hakam. Serta bebas pula dari pengikut
dan pendukung mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek makhluk ciptaan
ALLAH dimuka bumi.”
- Aisyah telah keluar dari iman
dan menjadi penghuni jahannam. (Tafsirul Iyasi 2/243 dan 269)
- Aisyah digelari Ummusy Syurur
(ibunya kejelekan) dan Ummusy Syaithan (ibunya syaithan), hal ini dikatakan
oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya Ash Shirathal Mustaqim 3/135 dan 161.
- Aisyah telah menggerakkan kaum
muslimin untuk memerangi Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu (Minhajul Karamah
hal. 112, karya Ibnu Muthahhar Al Hilali).
- Aisyah sangat memusuhi dan
membenci Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sampai meletuslah perang Jamal
(An Nushrah hal. 229 karya Al Mufid).
- Aisyah tidak mau bertaubat dan
terus menerus memerangi Ali sampai meninggal. (At Talkhishusy Syafi hal.
465-468).
30. Ziarah ke kuburan al Husein
lebih utama dari haji mabrur dan lainnya.
- Di dalam kitab Al-Irsyad hal.252
karya Al-Mufid bin Muhammad An-Nu’man: “Ziarah kepada Al-Husain -yaitu
kuburnya- radhiyallahu ‘anhu kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100
kali umrah.”
- Semakin parah lagi ketika mereka
-dengan dusta- berkata bahwa Baqir bin Zainal Abidin rahimahullah berkata: “Dan
tidaklah keluar setetes air mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain,
melainkan Allah akan mengampuni dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan.”
Dalam riwayat lain ada tambahan lafazh: “Dan baginya Al-Jannah.” (Jala`ul ‘Uyun
2 hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
- Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam
karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal 372) disebutkan, ((Dari Zaid
asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam berkata, “Barang siapa yang ziarah
makam Abu Abdillah (Husain) ‘alaihi salam pada hari ‘Asyura sedang dia
mengetahui hak-haknya, seakan-akan dia telah menziarahi Allah di ‘Arsy-Nya”)).
31. Karbala lebih afdhol (utama)
dari Ka`bah.
Hal ini tercantum dalam kitab Al
Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia berkata : Sesungguhnya Allah telah
mewahyukan ke Ka`bah; kalaulah tidak karena tanah Karbala, maka Aku tidak akan
mengutamakanmu, dan kalaulah tidak karena orang yang dipeluk oleh bumi Karbala
(Husain), maka Aku tidak akan menciptakanmu, dan tidaklah Aku meciptakan rumah
yang mana engkau berbangga dengannya, maka tetap dan berdiamlah kamu, dan
jadilah kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan tidak congkak dan
sombong terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah buang dan lemparkan
kamu ke dalam Jahanam. [Kitab Al Bihaar : (10/107)]
Berhubung keterbatasan waktu dan
tempat, maka untuk artikel ini dicukupkan dulu sementara dikarenakan masih
banyak lagi fatwa-fatwa sesat yang mencapai ratusan bahkan ribuan yang keluar
dari lisan tokoh-tokoh penganut agama Syi’ah ini yang tidak mungkin dicantumkan
semuanya disini. Insya Allah jika memungkinkan akan disambung kembali ke edisi
berikutnya. Wallahul Musta’an.
32. Meriwayatkan
hadits dari keledai.
Kebodohan
terbesar dalam sejarah Ilmu Hadits didunia ini adalah mengambil riwayat hadits
dari binatang, terlebih lagi binatang itu adalah KELEDAI!
Mengambil riwayat
dari manusia yang tidak memenuhi syarat sebagai perawi yang tsiqah saja bisa
menjatuhkan derajat hadits menjadi dha’if (lemah) atau Maudhu (palsu), apalagi
jika perawi tersebut binatang? Belum lagi syarat2 lainnya yang sangat ketat dan
teliti.
Siapakah yang
mengambil riwayat dari keledai?
Siapa lagi kalau
bukan dari golongan pendusta dan orang2 bodoh, yaitu Syi’ah.
Ajibnya lagi
riwayat tersebut terdapat dalam kitab shahih mereka yang berjudul Al Kaafi,
yaitu kitab paling shahih menurut agama Syi’ah (seperti kitab Shahih Bukhari
miliknya Ahlus Sunnah).
Bacalah riwayat
dari mereka ini:
وَ رُوِيَ أَنَّ أَمِيرَ
الْمُؤْمِنِينَ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ ذَلِكَ الْحِمَارَ كَلَّمَ رَسُولَ اللَّهِ
( صلى الله عليه وآله ) فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَ أُمِّي إِنَّ أَبِي حَدَّثَنِي عَنْ
أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ مَعَ نُوحٍ فِي السَّفِينَةِ فَقَامَ
إِلَيْهِ نُوحٌ فَمَسَحَ عَلَى كَفَلِهِ ثُمَّ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ صُلْبِ هَذَا الْحِمَارِ
حِمَارٌ يَرْكَبُهُ سَيِّدُ النَّبِيِّينَ وَ خَاتَمُهُمْ فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
جَعَلَنِي ذَلِكَ الْحِمَارَ .
Dan diriwayatkan
bahwasanya Amiirul Mukminiin (‘alaihis salaam) berkata : “Sesungguhnya keledai
itu (yaitu keledai tunggangan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam) berkata
kepada Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) : “Demi ayah dan ibuku,
sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya,
dari ayahnya : Bahwasannya ia pernah bersama Nuh di dalam perahu. Maka Nuh
bangkit berdiri dan mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari
tulang sulbi keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan
penutup para Nabi’. Dan segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai
keledai itu” [kitab Al-Kaafiy, tepatnya pada jilid 1 halaman 237, pada Baab :
Maa ‘indal-aimmah min silaahi Rasuulillah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi
wamataa’ihi [بَابُ مَا عِنْدَ الْأَئِمَّةِ مِنْ سِلَاحِ رَسُولِ اللَّهِ ( صلى الله
عليه وآله ) وَ مَتَاعِهِ], hadits ke-9.].
Lihatlah, seekor
keledai telah memerankan diri layaknya seorang perawi hadits dengan menggunakan
lafadh : haddatsanii abiy…dst.
Inilah kejahilan
kaum Syiah dalam beragama dan ilmu hadits. Siapa lagi yang sampai detik ini
belum mengetahui kesesatan agama Syi’ah?
33. Boleh melihat
wanita-wanita yang sedang telanjang.
Fadhlullah
berkata pada kitab Anikah juz 1 hal 66
“Seandainya
wanita-wanita itu telah terbiasa keluar dengan berpakaian renang maka
diperbolehkan melihatnya. Sama juga halnya melihat aurat yang dibuka sendiri
oleh si perempuan, seperti di nude club atau kolam renang, pantai dan
sebagainya.”
34. Boleh
menyetubuhi pelacur.
Jika anda
bertanya : Apakah boleh seorang laki-laki menyetubuhi seorang perempuan, lalu
membiarkan perempuan itu pergi ke pelukan laki-laki lain hanya dengan sekedar
mengucapkan beberapa kata tentang harga dan waktu atau tentang berapa kali,
atau kalimat “ aku mut’ahkan diriku kepadamu” (matta’tuka nafsi) tanpa saksi
atau wali? Tanpa perlu mempersoalkan apakah perempuan itu memiliki suami
ataukah dia itu pelacur? pasti akan dijawab berdasar pada sumber yang terkuat
dan terpercaya : boleh, silahkan lihat kitab Al Kafi jilid 5/540.
35. Boleh bermain
sex dengan anak kecil.
Diperbolehkan
mut’ah dan bercumbu dengan anak gadis bila sudah berumur 9 tahun –dalam riwayat
lain 7 tahun- dengan syarat tidak memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak
perempuan itu karena ditakutkan menjadi aib bagi keluarganya (karena sudah
tidak perawan lagi). (Al Kafi jilid 5 hal 462)
Komentar: bukan
karena haram dan bukan karena tidak sesuai dengan akhlak. Setelah membaca ini
silahkan anda membayangkan masa depan akhlak dan perilaku anak perempuan yang
dalam umur sekecil ini telah mendapat ‘pengalaman sex” dengan melihat alat
kelamin laki-laki dan melihat gerakan-gerakan sex laki-laki, sedang laki-laki
itu telah melakukan segalanya kecuali jima’ (coitus), jima’ dimakruhkan dari
depan saja, berarti diperbolehkan lewat belakang (anal sex).
Apakah ada orang
normal yang memperbolehkan seseorang berbuat demikian pada anak perempuannya,
atau saudaranya, bahkan pada seluruh anak perempuan? Coba bayangkan perasaan
anda jika sekiranya hal itu terjadi pada anak perempuan anda! Anda hanya perlu
membayangkan, tidak lebih dari itu. Hal ini tidak dapat diterima oleh setan
sekalipun, bagaimana dikatakan bahwa yang demikian itu adalah perkataan para
Imam Ahlul Bait?
36. Diperbolehkan
melihat kelamin seseorang dari kaca.
Mereka
memperbolehkan melihat kelamin banci mana yang lebih menonjol untuk kepentingan
warisan, mereka berkata ia boleh melihat dengan kaca , yang dilihat adalah
bayangan , bukan kemaluannya. (Al Kaafi 7-158).
37. Barang siapa
haji maka akan dikunjungi Allah.
Barang siapa
telah haji lebih 50 kali maka setiap hari Jum’at dikunjungi oleh Allah. (Faqih
man la Yahdhuruhul Faqih 2/217 Wasa’ilusyi’ah 11/127 ).
38. Meminta
pertolongan kepada para Nabi dan Malaikat dalam sholat.
Ucapkan pada
akhir sujudmu, “Ya Jibril, Ya Muhammad (diulang-ulang)!! berikan saya
kecukupan, sesungguhnya kalian berdua yang memberikan kecukupan dan jagalah
saya dengan izin Allah karena kalian berdua menjaga saya” (Al kafi 2/406).
39. Meminta
perlindungan kepada makhluk dan berbuat dengan nama makhluk.
Riwayat Al
Kulaini. Dari Abi Abdillah ia berkata, Aku berlindung pada Rasulullah dari
kejelekan dan kebaikan yang kamu ciptakan. (Al Kafi 2/391).
Dari Ali Jafar ia
berkata : Bila seseorang sedang sakit maka ucapkanlah (dengan nama Allah,
dengan Allah, dengan utusan Allah). (Al Kafi 2/412).
40. Imamah
menurut Syiah Rafidhoh.
Imamah adalah
sebuah jabatan yang ditentukan dari Allah. Allah telah memilih seorang Nabi dan
menentukannya, begitu juga Allah memilih seorang Imam dan mengangkatnya.
(Ashlus Syiah wa ushuluha hal. 58).
Allah memilih Ali
akan tetapi Ali berkata : “Tinggalkan saya dan cari selain saya, cukup aku
menjadi wakil/pembantumu itu lebih baik daripada menjadi Imam/Khalifah.” Allah
memilih Hasan tapi Hasan menyerahkan kepemimpinan/imamah pada musuh bebuyutan
syiah, yaitu Muawiyah. Dengan itu maka Ali dan Hasan telah merontokkan prinsip
Imamah dari pondasinya.
41. Anaknya Ali
bin Abi Thalib adalah pezina.
Suatu ketika
istri Amiril Mukminin datang dan berkata sambil menangis : “Wahai Amiril
mukminin sesungguhnya saya telah berzina, maka bersihkanlah saya”. Ali pun
berkata dengan suara keras, wahai para manusia sesungguhnya Allah telah menjanjikan
para Nabi dan Nabi menjanjikanku untuk melarang orang yang terkena hukuman
untuk melakukan hukum cambuk, dan barang siapa punya kesalahan seperti
perempuan ini maka jangan ikut mencambuk. Maka seluruh manusia yang berkumpul
di situ pergi meninggalkan tempat selain Ali, Hasan dan Husein, lalu mereka
bertiga menghukum cambuk perempuan itu. Kulaini berkata : Termasuk yang ikut
pergi adalah Muhammad bin Ali bin Abi Tolib. (Al Kafi jilid 7 hal 178)
Hal ini sama
seperti yang tercantum dalam Perjanjian Baru: Yohanes: 88:7 Dan ketika mereka
terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada
mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu.”
42. Para Imam
Syi’ah dilahirkan melalui paha.
Imam Hasan Askari
berkata : “Sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah dikandung di
dalam perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim melainkan
lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak
terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51 hal
2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394
Dala’ilul Imamah 264).
43. Penebusan
dosa seperti kaum Nasrani.
Umar bin Yazid
berkata : “Saya berkata pada Ali Abdillah As. Tentang firman Allah Saw (Allah
hendak mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang)”
Surat Al Fath ayat 2.
Ia berkata : “Dia
tidak berdosa dan tidak pernah berniat untuk berbuat dosa, tapi Allah
membebankan dosa-dosa mereka pada Nabi, kemudian Allah mengampuninya” (Biharul
Anwar 17/76).
44. Imam Syi’ah
lebih hebat dari Nabi.
Musa Al Kazim
berkata : “ Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah. Kemudian Allah menyuruh
saya memilih diri saya ataukah mereka, Maka demi Allah, aku selamatkan mereka
dari kemurkaan Allah” (Al Kafi 1/260).
45. Para imam
adalah Allah.
Para imam adalah
Asma’ul Husna (Nama Allah yang Mulia) mereka adalah lidah Allah, Wajah Allah,
Mata Allah, Pinggang Allah, merekalah tangan Allah yang serba bisa. (Al Kafi
jilid 1 hal 113).
46. Ali mengelola
langit dan bumi.
Langit dan bumi
diciptakan untuk Ali begitu juga Shiratal Mustaqim, pintunya dan tali
penghubung antara Allah dan hamba-hambanya seperti para Rasul Nabi , para Haji
dan para wali, (Al Wafi 8/224).
Allah telah
menciptakan segala sesuatu di bumi ini dan menyerahkan pengelolaannya kepada
Ali dan keluarganya. Mereka dapat menghalalkan dan mengharamkan apa saja yang
mereka kehendaki, karena kehendak mereka adalah kehendak Allah (Al Kaafi /365).
47. Al Qur’an
yang sebenarnya lebih tebal.
Al-Quran
diturunkan terdiri dari 17 ribu ayat (Al Kafi 2/463). Al Majlisi dalam Mir’atul
Uqul mengatakan bahwa riwayat ini terpercaya.
48. Para imam itu
lebih utama dari para Nabi Allah dan malaikat.
Para Imam
memiliki kedudukan mulia dan kekuasaan atas makhluk, seluruh atom di alam ini
tunduk pada mereka. Posisi ini tidak dicapai oleh malaikat maupun para Nabi.
(Kitab Al Hukumah Al Islamiyah karangan Khomeini halaman 52)
49. Menyuruh
tawassul kepada keluarga Ali.
Tak ada
keselamatan kecuali kalian wahai keluarga Ali, tidak ada tempat selain dari
kalian wahai mata Allah yang melihat (Biharul Anwar : 94/37).
Kalian adalah
kesembuhan utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang meminta kesembuhan pada
kalian. Biharul Anwar jilid 94 hal 33.
Para Nabi
bertawasul pada para imam dalam berbagai doa dan permintaan mereka. Ketika Nabi
Nuh hendak tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar ke api, Nabi Musa hendak
menyeberangi laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh orang Yahudi semuanya bertawasul
dengan para Ahlul Bait untuk keselamatan mereka (Biharal Anwar 26/325 Wasa’ilusyi’ah
jilid 4 hal 1134).
Majlisi berkata :
Allah hanya disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para Imam.
Biharul Anwar jilid 23 hal 103.
Para imam berkata
apabila kalian punya keinginan kepada Allah tulislah sebuah tulisan pada
sesobek kertas dan letakkan pada salah satu kuburan keluarga Ali atau bungkus
dan masukkan sedikit tanah yang bersih dan letakkan di sebuah sungai, sumur
yang dalam atau oase padang pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian akan
dia sendiri yang mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu (Biharal Anwar
94/29).
Barang siapa
berdoa kepada Allah dengan perantara Ahlul Bait maka akan mendapatkan
keuntungan dan sebaliknya sampai para Nabi pun terkabulkan karenanya apabila
bertawasul dengan Imam Ahlul Bait (Biharul Anwar : 23/103).
50. Semua akibat
dari perantara Imam.
Nabi Yunus
dimakan ikan paus hanya karena dia mengingkari Imamah Ali bin Abi Tolib,
setelah dia percaya maka dikeluarkan oleh Allah. (Biharul Anwar jilid 26 hal
333.)
Karena
perantaraan Imam pohon bisa berbuah dan buah masak di pohon. Karena perantaraan
merekalah sungai mengalir, karena mereka pula hujan turun dari langit dan
rumput tumbuh di permukaan bumi. Jika tidak ada para imam niscaya Allah tidak
akan disembah.(Al Kafi jilid 1 hal 112).
Para Imam adalah
Sholat yang diperintahkan oleh Allah. Dalam Al Kafi diterangkan mengenai makna
Ayat dalam surat Al Mudatsir ayat 42-43 .
Artinya : “Apa
yang membuat kamu masuk dalam neraka saqor? Kita di dunia tidak pernah
menunaikan sholat.”
Maknanya adalah :
Kita tidak mengakui keimamahan Ali dan para Imam dari keturunannya. Kita dulu
tidak menjadi pengikut para Imam. (Al Kafi jilid 1 hal 347-360).
Barang siapa
mengenal para imam berarti beriman dan barang siapa mengingkari maka kafir (Al
Kafi 1/144).
Sesungguhnya
sayalah (Ali) yang ditugasi membagi masuknya orang ke surga dan neraka (Al Kafi
: 1/ 153).
51. Boleh thawaf
selain di Ka’bah.
Diperbolehkan
Thawaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam. (Al Kafi jilid 1 hal 287).
52. Ilmunya Imam
sama dengan ilmunya Allah.
Para imam
mengetahui apa yang ada di langit, bumi, surga, neraka , mereka mengetahui apa
yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian.(Al Kafi jilid 1 hal. 204)
Mereka mengetahui
seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang
siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al Kaafi 1/225).
Para imam
mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah
tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril
as” (Al Kaafi 1/330).
Pengetahuan
mereka telah sempurna sejak mereka dilahirkan. Riwayat dari Ya’kub Assiroj
suatu ketika ia masuk ke rumah Abi Abdillah as, ia sedang duduk didekat kepala
Abi Hasan Musa saat dia masih bayi, dia berbisik-bisik dengan Abul Hasan lama
sekali, aku pun diam hingga mereka berdua selesai berbisik-bisik. Aku pun mendekatinya,
lalu ia berkata padaku, “Mendekatlah pada tuanmu. Berikan salam padanya” Maka
aku mendekat dan memberi salam ia (anak) menjawab dengan fasih kemudian ia
berkata padaku, pulang dan gantilah nama anak perempuanmu yang kamu namai
kemarin, nama itu benci oleh Allah. Kemarin aku memberi nama anakku dengan
Humaira’. (Al Kaafi 1/247).(Nota: Humaira’ adalah nama panggilan Aisyah istri
Nabi.)
53. Ada sesuatu
yang tidak diketahui Allah.
Sementara para
imam mengetahui seluruh perkara ghoib, tapi menurut mereka Allah tidak memiliki
ilmu secara mutlak , tapi Syi’ah berpendapat bahwa Allah biasa saja mengetahui
hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Setelah Musa Al Kazim wafat, Allah
mengetahui hal baru yang tidak diketahui oleh Allah sebelumnya. Allah tidak
pernah disembah dan diagungkan seperti ketika dikatakan bahwa Allah memiliki
sifat kebodohan seperti ini (Al Kaafi jilid 1 hal 113).. Karena jika Ilmu Allah
itu mutlak maka Dia Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang telah terjadi
maupun yang akan terjadi kemudian. Dalam Al Kafi jilid 1 hal 263 dikatakan :
Allah mengetahui sesuatu yang baru tentang Abu Ja’far yang sebelumnya (Allah)
tidak tahu.
54. Ali bisa
terbang di atas awan.
Diriwayatkan oleh
Hasyim Albahroni dari Ali As bahwa Ali pernah mengendarai awan terbang berputar
mengelilingi tujuh bumi. (Madinatul Maajiz 1/542).
Kelompok Yazid
bin Muawiyah mendatangi Ali bin Husein, mereka menemukan Ali sedang mengendarai
awan (Madinatul Maajiz 4/256).
Juga dari Thoba
Thaba’i berkata : Allah telah menguasakan awan pada Ali maka ia berjalan dari
dunia timur ke barat (Tafsir Al Mizan 13/372)
55. Halilintar
dan kilat dibawah perintah Ali.
Dari Abdillah bin
Qoosim bin Sama’ah bin Mihron berkata waktu itu aku berada di dekat Abi
Abdillah tiba-tiba langit berkilat dan berpetir, Abu Abdillah berkata petir ini
tidak pernah ada kecuali atas perintah teman kalian, saya berkata, siapa teman
kita ? ia berkata Amirul Mu’minin As (Al Ikhtishos Lil Mufid hal : 327).
56. Mentalkin
Mayit menggunakan nama-nama para imam.
Hendaknya mayit
itu ditalkin dengan dua syahadat dan menyebut nama-nama imam. Setelah
diletakkan di dalam kubur dan sebelum diletakkan bata di lahat dengan
mengucapkan : wahai fulan anak fulan ingatlah janji pada waktu kamu
meninggalkan dunia suatu kesaksian bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah
yang maha Esa dan tidak ada yang menyekutukannya dan sesungguhnya Muhammad itu
hambamu dan utusanmu dan sesungguhnya Ali adalah pimpinan orang-orang mukmin
juga Hasan Husein dan menyebutkan para imam sebagai imam yang memberi petunjuk
dan baik-baik (Anmihayah hal 38).
57. Yang
menyebabkan timbulnya penyakit kusta.
Dari Abi Abdillah
berkata. Amiril Mukminin : “Berkata janganlah kalian terlentang di pemandian
karena akan menyebabkan melelehnya lemak lambung, dan janganlah menggosok-gosok
kedua kaki dengan tembikar (ceramik) karena akan menyebabkan kusta”. (Al Kafi
6/500)
Dari Abi Abdillah
berkata : “Makan kekenyangan akan menyebabkan sakit kusta”. (Al Kafi 6-269)
58. Mandi
menggunakan gayung tembikar dari mesir akan menyebabkan kamu menjadi kehilangan
sifat cemburu.
Dari Abi Al Hasan
Arridho berkata : “Saya mendengarnya berkata dan menyebutkan mesin di berkata
dan berkatalah Nabi, Janganlah kalian makan menggunakan tembikar mesir dan
janganlah membasuh/mandi dengannya karena menyebabkan hilangnya sifat cemburu”.
(Al Kafi 6-386)
59. Membiasakan
berada di kamar mandi bisa membahayakan.
Dari Abil Hasan
Arridho berkata : “Jagalah dirimu dari membiasakan berada di kamar mandi karena
itu akan menyebabkan TBC”. (Al Kafi 6/497)
Bersikatan
dipemandian itu dibenci akan menyebabkan sakit gigi (Man la yahdhuruhul Al
Faqih 1/53).
60. Makan wortel
bisa untuk obat kuat.
Demikian
diceritakan oleh Alkulaini dari Abi Abdillah bahwa tersebut diatas dapat
menghangatkan lambung, menambah stamina dalam bersetubuh. (Al Kafi 6/372).
61. Berbicara
ketika bersetubuh dan melihat kelamin wanita bisa menyebabkan kebutaan.
Dari Abi Abdillah
berkata : “Minum air dimalam hari sambil berdiri menyebabkan kencing menjadi
merah. Sedang berbicara pada waktu bersetubuh akan menyebabkan kebisuan”. (Al
Kafi 5/498).
Makruh melihat
kemaluan wanita dan menyebabkan kebutaan. (Al Aqil 3/556).
62. Ramadhon
adalah salah satu nama Allah.
Sesungguhnya Ramadhon
termasuk nama Allah. (Al Kafi 4/69).
63. Aduh termasuk
nama Allah.
Dari Abdillah
berkata : “Aduh termasuk salah satu nama Allah. Barang siapa mengucap aduh
berarti telah memohon pertolongan-Nya“. (Biharul Anwar 8/202).
64. Nama-nama
Malaikat yang aneh.
- Fitrus,
malaikat ini bermaksiat, dalam kisah panjang lebar yang penuh kebohongan,
akhirnya setelah mengunjungi kuburan Husain dan berguling-guling di tanahnya
terkabullah tobatnya.
- Shairshail,
diatas kedua pundaknya tertulis kalimat perjodohan cahaya dan cahaya yaitu Ali
dan Fatimah.
- Malaikat satu
lagi bernama Khirqa’il memiliki 18 000 sayap, antara sayap satu dengan yang
lainnya berjarak 500 tahun (Al Burhan juz 2 hal 327).
- Kitab Al Kafi
menerangan satu lagi malaikat yang bernama Mansur, dia masih selalu menziarahi
kuburan Husein. (Al Kafi jilid 4 hal 583)
65. Imam Mahdi
akan keluar dalam keadaan telanjang.
Diriwayatkan dari
“Athausy wan Nu’mani” dari Imam Ridho : Di antara tanda-tanda keluarnya Imam
Mahdi adalah ia tampak telanjang di poros matahari. (Haquul Yaqin hal 347).
66. Dilarang
menyembelih pejantan yang sedang syahwat.
Kalini berkata :
“Rasulullah melarang menyembelih yang sedang naik syahwatnya”. Al Kafi jilid 6
hal 261. Syarat menyembelih hewan ditambah satu : Tidak sedang naik syahwatnya.
67. Jangan
memakai sandal berwarna hitam.
Ibnu Babawaih
meriwayatkan dari Abi Abdillah sesungguhnya ia telah melihat seorang laki-laki
memakai sandal berwarna hitam. Ia berkata jangan pakai sandal berwarna hitam
sebab itu menyebabkan lemahnya pandangan mata, menjadikan zakar lembek dan
menyebabkan timbulnya kesedihan. Sebaliknya pakailah sandal yang berwarna
kuning karena itu akan menyebabkan tajamnya mata, menegangkan zakar dan
menghilangkan kesedihan. (Kitabul Hishal juz 1 hal 99).
68. Pedang Ali
lebih kuat dari bumi.
Aljazairi
meriwayatkan dari Albarosi berkata dan sesungguhnya Jibril telah datang kepada
Rasulullah dan berkata wahai Rasul tatkala Ali hendak memukulkan pedangnya pada
suatu tempat yang luas, Allah menyuruh Israfil Mikail untuk menahan lengannya
di angkasa agar tidak memukulkan dengan sekuat tenaganya dan membagi kekuatan
menjadi dua arah. Satu arah dikenakan pada besi dan yang satu pada tanah.
Kemudian Allah menyuruh Jibril agar segera masuk ke bumi untuk menahan agar
pedangnya tidak sampai ke dasar bumi agar jangan sampai bumi terbalik
karenanya. Aku pun menahannya. Pedang itu lebih berat bagi sayapku dari kota
kaum Lut, yang terdiri dari 7 kota. Semuanya ku cabut dari bumi ke 7 dan ku
angkat hanya dengan 1 bulu dari sayapku, aku tunggu perintah Allah hingga waktu
sahur untuk membaliknya, aku tidak merasakan berat seperti berat pukulan pedang
Ali bin Abi Tolib.
Pada saat yang
sama ada suatu peristiwa ketika benteng pertahanan dapat dijebol dan para
wanitanya ditahan. Diantara wanita itu ada yang namanya Shafiyah, dia adalah
anak penguasa benteng tersebut, datang dengan luka di wajahnya. Nabi bertanya
kepadanya . Ia berkata pada waktu Ali datang ke benteng dan kesusahan untuk
menembusnya, maka Ali naik ke menara benteng dan menggoyangkannya. Maka
tergoyanglah semua benteng dan jatuhlah semua yang ada, saat itu saya berada di
atas tempat tidurku, lalu aku jatuh oleh goncangan itu dan tertimpa tempat
tidurku. Nabi berkata : “Wahai Shafiyah waktu Ali marah dan menggoncang benteng
Allah marah karena marahnya Ali lalu Allah menggoncangkan langit dan bumi ”.
Dan malaikat ketakutan jatuh tersungkur. Inilah keberanian ilahi. Saat akan
membuka pintu benteng Khoibar, pada malam hari sebelumnya 40 orang saling bantu
membantu untuk menutup pintu benteng, saat Ali masuk ke benteng, perisainya
jatuh karena tak kuat menahan sabetan pedang. Lalu Ali mencabut pintu dan
menjadikan pintu benteng itu menjadi perisainya hingga Allah memberikan
kemenangan (Al Anwar Anu’maniyah, karangan Ni’matillah Aljazaairi).
69. Ali berbicara
kepada Sungai Eufrat.
Ketika Ali
kembali dari Perang Shifin, ia berbicara dengan sungai Eufrat, maka
berguncanglah Eufrat dan terdengar suaranya mengucapkan dua Kalimah Syahadat
dan pengakuan bahwa Ali adalah khalifah. Riwayat lain menyebutkan, Ali
melibaskan kayu ke Sungai Eufrat. Memancarlah air dan ikan-ikan sama memberi
salam dan mengakui bahwa bahwa Ali adalah hujjah. (Zainuddin, Kitab Shiraathal
Mustaqim 1/20)
70. Buah juga
punya madzhab.
Dari Hamzah bin
Muhammad Al Alawi dari Ahmad bin Muhammad Alhamdani dari Mundzir bin Muhammad
dari Husain bin Muhammad dari Sulaiman bin Ja’far dari ayahnya dari ayahnya
dari ayahnya dan ayah kakeknya berkata bahwa: Amirul mukminin mengambil buah
semangka dan memakannya; namun rasanya pahit maka lantas melemparkan sambil
berkata hancurlah dan menjauhlah. Amirul mukminin ditanya ada apa dengan
semangka ? Dia mejawab Rosul bersabda bahwa Allah telah mengambil perjanjian
untuk mencintai Ahlul bait dari setiap hewan dan tumbuh-tumbuhan. Buah mana
saja yang menerima perjanjian dan melaksanakannya maka akan terasa manis, dan
yang menolak akan terasa pahit. Dengan ini kita dapat mengenal mazhab setiap
buah.
71. Seekor burung
yang keluar dari lobang hidung.
Dari Abi Abdillah
berkata : Barangsiapa bersin meletakkan tangan di belakang hidungnya kemudian
berkata : Segala puji bagi Allah Robbul Alaimin, Segala Puji Bagi Allah, aku
memujinya dengan pujian yang banyak, yang layak bagi Allah yang Maha Terpuji,
Sholawat dan salam pada Nabi yang Ummi beserta keluarganya, maka keluarlah
seekor burung kecil sebesar lalat dari lubang hidung kiri dan terbang ke Arsy
memintakan ampun pada orang tersebut sampai hari kiamat (Al Kaafi : 2/481).
72. Allah
menyuruh dua syetan menjaga orang yang membaca ayat Kursi.
Dari Abi Abdillah
berkata : Barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat kursi dan ayat
yang ada di Ali Imran, (Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah
kecuali Dia, begitu juga malaikat, dan ahli ilmu… ayat 18) , ayat Sukhroh dan
ayat Sajdah maka Allah menyuruh dua syetan untuk mengamankannya dari
godaan-godaan para syaitan-syaitan jahat. (Al Kaafi 2/392).
73. Hasan
berbicara dengan 70 juta bahasa.
Dari Abi
Abdillah, sesungguhnya Al Hasan berkata, Allah punya dua kota satu di timur
satunya di barat. Kota-kota itu memiliki 70 juta. Satu sama lain berbicara
dengan bahasa yang tidak sama dan saya memahami semua bahasa itu.” (Al Kaafi
1/384-385).
74. Makan
tanah/Debu kuburan Husein dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Dari Abil Hasan
ia berkata : Setiap tanah itu haram seperti bangkai, darah, daging babi,
kecuali tanah kuburan Al Husein karena tanah itu dapat menyembuhkan segala
penyakit, dapat memberikan rasa aman rasa yang menakutkan, asal jangan
banyak-banyak .(Al Kaafi : 3/378).
Dalam kitab
Mafatihul Jinan disebutkan , pandapat yang terkenal menyebutkan bahwa dilarang
secara mutlak memakan tanah dan pasir kecuali tanah pekuburan Husein yang suci
dalam rangka berobat mencari kesembuhan dengan memakannya, itu pun tidak lebih
dari sebesar kacang. Yang lebih hati-hati, adalah tidak memakan tanah tersebut
lebih besar dari biji adas. Lebih baik lagi, memakannya dengan meletakkan tanah
itu dalam mulutnya lalu minum seteguk air dan berdo’a : Ya Allah jadikanlah
tanah ini membuat saya mendapat rizki yang luas , Ilmu yang manfaat dan kesembuhan
dari segala penyakit. Kitab Mafatihul Jinan 547.
Makan tanah dapat
menyebabkan kemunafikan (rupanya inilah sebab munculnya taqiyah). Dari Abi
Abdillah berkata : Makan tanah dapat menimbulkan kemunafikan (Al Kafi jilid 2
hal 265).
Dari Abu Ja’far
berkata : perangkap setan yang terbesar adalah makan tanah, yang dapat
menyebabkan penyakit dan membangkitkan penyakit yang tersembunyi. Barang siapa
memakan tanah lalu menjadi lebih lemah dari sebelum makan tanah, dan lemah
tidak dapat beramal seperti sebelum dia makan tanah, akan dihisab antara
periode kuat dan lemahnya dan akan diazab dengannya.(Al kafi jilid 6 hal 266).
75. Bertawassul
dengan Imam dapat mengobati penyakit mata.
Bertawassul pada
Allah dengan Imam Musa Al Kazim dapat menyembuhkan penyakit mata. (Al Baqiyat
Assolihat hal 745, edisi gabungan dengan kitab mafatihul Jinan).
76. Nama-nama
hari adalah nama-nama Rosul dan Ahlul bait.
Sabtu adalah Nama
Rosulullah dan Ahad adalah nama Ali Amirul Mukminin, dan Al Isnain Hasan Husein
dan Thulathaa adalah Ali bin Husein Muhammad bin Ali Ja’far bin Muhammad as.
Arbia nama Musa bin Ja’far Ali bin Musa Muhammad bin Ali dan Saya. Khomis nama
kedua anak Husein, Jumat adalah nama cucuku dan pada hari itu orang pembawa
kebenaran akan berkumpul. (Mafatihul Jinan 86). Tapi mereka menerangkan bahwa
nama Al Ahad adalah salah satu nama Allah (wasailu Syiah 1/350).
77. Siapa Makan
keju setiap awal bulan dikabulkan apa yang menjadi keinginannya.
Barangsiapa
membiasakan makan keju di awal bulan hampir tidak pernah ditolak apa yang
diinginkannya (Mafaatihul Jinan 366).
78. Makan apel
bisa menjadikan lupa.
Hendaklah
membiasakan makan kismis sebelum memakan apa pun di pagi hari, dan menjauhi
makanan yang menyebabkan lupa yaitu makan apel yang kecut, kabzarah hijau,
keju, kencing di air yang tenang, berjalan di antara dua wanita, menjatuhkan
kutu hidup, melihat orang yang disalib, berjalan antara kereta dan unta
(Mafaatihul Jinan 802). Al Kulaini berkata: makan apel dan ketumbar menjadikan
lupa. (Al Kaafi 6 / 366).
79. Keutamaan
makan delima.
Hendaklah makan
delima seperti halnya dilakukan Assodiq setiap malam Jumat dan sebaiknya
dimakan menjelang tidur, sebab barangsiapa memakannya menjelang tidur di rumah
aman sampai pagi hari. Barang siapa memakan buah delima hendaknya menaruh sapu
tangan di bawahnya agar bijinya tidak jatuh ke mana-mana, mengumpulkan biji dan
memakannya, juga pada saat menyantap delima jangan sampai mengajak orang lain. (Mafaatihul
Jinan 60 ).
Termasuk amalan
hari Jum’at makan delima di pagi hari sebelum makan sesuatu dan tujuh daun
andewi sebelum matahari condong. Dan barangsiapa makan delima pada malam hari
maka hatinya terang selama 40 hari. Bila makan dua buah delima maka hatinya
akan terang selama 80 hari, barang siapa memakan 3 buah maka hatinya akan
menjadi terang selama 120 hari dan aman dari godaan Syetan. Barang siapa tidak
digoda setan maka dia tidak akan bermaksiat, barang siapa tidak bermaksiat maka
Allah akan memasukkannya ke dalam Sorga. (Mafaatihul Jinan 63).
80. Mencukur
kumis bisa menambah rizki.
Diantara yang
dapat menambah penghasilan/rizki adalah mencukur kumis, memotong kuku. Hal itu
juga menyebabkan aman dari gila, kusta dan lepra (Mafaatihul Jinan 63 – 64).
81. Imam dapat
berbicara dengan semua bahasa.
Dari Abi Hamzah
Nashir Al Khodim berkata: Berkali-kali saya mendengar Abu Muhammad berbicara
dengan anak laki-lakinya dengan bahasa-bahasa mereka ada Turki, Rum, Slavia.
Ali berkata sesungguhnya Allah telah memberikan imam berbagai macam bahasa dan
pengetahuan tentang nasab dan peristiwa-peristiwa (Al Kaafi 1 / 426)
82. Al Husain
menyusu dari jari-jari dan lidah Nabi.
Dari Abi Abdillah
ia berkata: bahwa Husain tidak pernah menyusu dari Fatimah ibunya dan dari
wanita-wanita lain, melainkan dibawa kepada Nabi lalu beliau meletakkan ibu
jarinya di mulut Husain. Maka keluarlah susu dari jari Nabi. Husain mengisap
sampai cukup untuk dua/tiga hari (Al Kaafi 1 / 386).
83. Nabi menyusu
pada puting pamannya Abu Thalib.
Dari Abi Abdullah
berkata : Ketika Nabi dilahirkan, berhari-hari Nabi tidak minum susu, maka Abu
Thalib sendiri yang menyusui Nabi dengan susunya. Allah menurunkan air susu
lewat Abu Thalib sampai kemudian dilanjutkan oleh Halimah Sa’diyah. (Al Kaafi
1/373).
84. Nabi Danial
pernah mengancam Allah.
Dari Abi Ja’far
ia berkata : Sesungguhnya Allah telah menyuruh Nabi Dawud a.s. agar menemui
hambaNya Danial dan berkata padanya : Wahai Danial, kamu telah melakukan
kesalahan tiga kali dan Aku (Allah) telah mengampuninya bila kesalahan itu kau
ulang yang keempat kalinya maka tidak Ku ampuni.
Kemudian Danial
berdoa pada Allah pada waktu sahur: Demi KeagunganMu sungguh bila engkau tidak
mau menjagaku dari perbuatan dosa , maka aku pasti berbuat durhaka, berbuat
durhaka, berbuat durhaka. (Al Kaafi 2/316).
85. Apa yang
harus diucapkan sehabis tertawa terbahak-bahak.
Abi Ja’far
berkata : Bila kau telah selesai tertawa terbahak-bahak berdoalah (ya Allah
janganlah kau memurkaiku (Al Kaafi 2/487).
86. Tidak perlu
lagi berdoa kepada Allah jika sudah bershalawat.
Dari Abi Abdillah
berkata : Bagi seseorang hamba yang punya kepentingan kepada Allah, sanjunglah
Allah, baca Sholawat pada Nabi dan keluarganya sampai lupa kepentingannya, maka
Allah akan memberikan tanpa harus memintanya. (Al Kaafi 2/363).
87. Malaikat
dengan 24 wajah.
Dari Abi Hasan :
Suatu ketika Rosulullah sedang duduk. Tiba-tiba datang malaikat dengan 24
wajah, maka lantas Rosul bertanya : Wahai Jibril, aku belum pernah melihatmu
seperti ini. Malaikat berkata : Wahai Muhammad, Allah mengutusku untuk
menjodohkan 2 cahaya. Nabi bertanya siapa 2 cahaya itu? Malaikat menjawab,
“Fatimah dengan Ali”. Setelah malaikat menoleh tiba-tiba Nabi melihat di
punggung Malaikat terdapat tulisan (Muhammad utusan Allah dan Ali adalah
penggantinya). Rosul bertanya sejak kapan tulisan ini ada, malaikat menjawab
semenjak 22 ribu tahun sebelum Allah menciptakan Adam. (Al Kaafi 1/383).
88. Tafsiran ayat
Ar Rahman.
Dalam Tafsir Al
Mizan jilid 19, Nurutsaqalain jilid 5 hal 197, tafsir Al Qummi jilid 2 hal 345,
ketika menerangkan makna ayat Ar Rahman ayat 19 “dua laut yang bertemu” yaitu
Ali dan Fatimah.
89. Putri-putri
Nabi terjaga dari menstruasi.
Dari Abi Hasan berkata
: Sesungguhnya putri-putri para Nabi itu tidak pernah menstruasi. (Al Kaafi
1/381).
Dari Abi Ja’far
berkata: Ketika Fatimah dilahirkan, Allah mengutus malaikat untuk menggerakkan
lisan Muhammad agar memberi nama Fatimah, kemudian berkata saya telah menyapihmu
dengan ilmu dan membebaskanmu dari datang bulan. Abu Ja’far berkata : Demi
Allah, Allah telah membebaskan Fatimah dari datang bulan sejak Allah mengambil
perjanjian dari semua makhluk. (Al Kaafi 1 / 382).
90. Membedakan
hukuman di malam hari dengan di siang hari.
Ali berkata, saya
bepergian bersama Rasulullah, tidak ada pelayan selain saya, di malam hari kami
tidur bertiga di bawah satu selimut, Nabi tidur di antara saya dan Aisyah dalam
satu selimut itu karena Nabi tidak memiliki selimut lain. Ketika hendak sholat
malam, Rosul bangun dan meletakkan selimutnya sampai selimut tersebut menyentuh
kasur (Biharul Anwar jilid 40 hal 1, jilid 38 hal 297 dan 314).
Padahal mereka
telah meriwayatkan dari Abi Abdillah terhadap seorang pemuda yang tidur seselimut
dengan seorang wanita, maka keduannya dijilid 100 kali. (Al Kaafi 7 / 182).
Akan tetapi
Allamah Majlisi membedakan antara siang dan malam di mana, bila ditemukan
seorang laki-laki dan perempuan dalam satu selimut di malam hari maka tidak ada
hukuman hudud. Adapun pada siang hari, maka dihukum dengan hukuman hudud. (B.
Anwar 76/94).
91. Imam Zainul
Abidin membuat wanita tua menjadi muda.
Seorang wanita
Syiah berkata pada Ali bin Husein, “Saya menemui Ali bin Husein. Umur saya
sudah sangat tua + 113 tahun. Badan saya pun telah gemetaran. Saat itu saya
lihat ia baru sholat dan sibuk dalam beribadahnya. Aku merasa putus asa, tidak
akan dapat menemuinya. Tiba-tiba ia menunjuk saya dengan jari telunjuknya, dan
tiba-tiba aku kembali muda ( Al Kaafi: 1 / 347).
92. Bermusyawarah
dengan Hajar Aswad.
Orang Syiah
bercerita, “Tatkala Husein dibunuh, Muhammad Ibnul Hanifah diutus untuk menemui
Ali Ibnul Husein. Ia berkata padanya: Ayah telah dibunuh. Sholatkanlah ayahmu.
Saya ini pamanmu dan wakil ayahmu, aku dilahirkan lebih dulu, lebih tua, maka
aku lebih berhak menasehatimu. Maka janganlah kamu membantahku dan
mempermasalahkan imamah, wasiat dan lain-lain.
Ali bin Husein
menjawab : Mari kita selesaikan masalah ini di dekat Hajar Aswad, kita tanyai
dia dan kita jadikan hajar aswad sebagi penengah di antara kita. Pergilah
mereka berdua ke tampat Hajar Aswad di Ka’bah. Sesampai di sana Ali menyuruh
Muhammad agar segera dan berdoa agar Allah berkenan menjadikan Hajar Aswad
dapat berbicara, lalu tanyailah hajar aswad itu. Maka Muhammad segera memohon
pada Allah dengan sungguh2 dan penuh kekhusyu’an. Tapi Hajar Aswad tetap diam
seribu bahasa. Kemudian Ali berdoa, dan tiba-tiba bergerak dan hampir jatuh
dari tempatnya, dan Hajar Aswad berbicara dengan bahasa Arab fasih :”Ya Allah
sesungguhnya wasiat dan Imamah itu Pada Ali Ibnul Husain” (Al Khaafi 1/348).
93. Duduk diatas
bara api.
Diceritakan dari
Musa bin Ja’far, saat terjadi perebutan dengan saudaranya yang lebih tua yang
bernama Abdullah (anak Imam Ja’far yang tertua) dalam masalah Imamah. Musa
menyuruh mengumpulkan kayu bakar di tengah rumahnya lalu ia menyuruh Abdullah
datang ke rumah. Sampai di rumah ternyata dalam rumah Musa sedang duduk bersama
beberapa orang Imamiyah (bermazhab Syi’ah). Setelah Musa duduk di dalam rumah,
dia menyuruh seseorang untuk melemparkan api ke arah kayu. Maka terbakarlah
kayu tersebut. Sebentar kemudian kayu menjadi bara. Kemudian Musa duduk diatas
bara, dan memulai berbicara sesaat dengan para orang-orang. Kemudian berdiri
dan mengibas-ngibaskan pakaianya dan kembali pada majelis dan berkata pada
saudaranya Abdullah. Bila mengira bahwa engkau yang berhak yang menjadi Imam
setelah ayahmu. Maka duduklah ditempat itu. (di atas api). (Kasyful ghummah
karangan Arbali jilid 3 hal 73).
Kulaini
mengisahkan cerita yang lain untuk membuktikan bahwa. Musa bin Ja’far lebih
berhak dari saudara2nya yang lebih tua untuk menjadi imam, pada suatu ketika
ada seseorang datang ke Musa bin Jafar dan bertanya tentang Imam, siapakah
sebenarnya yang menjadi imam? Musa ia berkata : Bila aku memberi tamu apakah
kau akan menerima? Ia berkata : Ya saya menerima. Musa ia berkata : Dia adalah
aku. Ia berkata : Adakah sesuatu yang dapat membuktikan bahwa anda adalah Imam?
Musa ia berkata : Pergilah ke pohon itu, katakan kepadanya, bahwa Musa
menyuruhnya agar pohon itu datang menghadap Musa. Ia berkata : Saya
mendatanginya dan menyaksikannya benar-benar telah berjalan pelan2 sampai ke
hadapan Musa. Lalu Musa menyuruh pohon itu kembali. (Ushulul Kafi 1/253).
94. Tongkat dapat
berbicara.
Syiah Rhofidhul
menetapkan Muhamad bin Ali Aridho sebagai Imamnya. Suatu hari ada seseorang
yang datang ingin menanyakan suatu perkara namun orang tersebut malu
mengutarakannya. Muhamad bin Ali berkata saya akan memberitahukanmu tentang
yang akan kau tanyakan, pasti kamu ingin bertanya tentang imam? Ya. Demi Allah;
Imam berkata : Imam itu adalah saya. Aku berkata : “Apakah anda memiliki bukti?
Di tangan Imam ada sebuah tongkat lalu tiba-tiba tongkat itu berbicara :
“Sesungguhnya Tuanku ini adalah Imam dan hujjah di zaman sekarang ini.(Ushulul
Al Kafi : 1/353).
95. Allah
menziarahi kuburan Husein.
Diriwayatkan oleh
Kulaini dan lainnya bahwa Abu Abdillah memarahi orang yang mengunjunginya tapi
tidak mau berziarah kekuburan Ali. Dia berkata: “Kalau kamu itu bukan orang
Syiah aku tidak pernah akan melihatmu. Mengapa kamu tidak mau berziarah ke
makam yang diziarahi oleh Allah, malaikat dan para nabi? (Alkafi 7/580 Tahzibul
Ahkam 6/20, Wasa’ilusyi’ah 14/375 Biharul Anwar 25/361 Kamiluziyarot hal 38
kitabul Mazar hal 19).
Mendengar hal
ini, salah seorang sahabat Abu Abdillah berkata demikian “Demi Allah, saya
berangan-angan seandainya saya menziarahi kubur Ali dan tidak pergi
melaksanakan Ibadah Haji. (Al Kafi jilid 4/583)
0 Komentar