Zakir
Naik lahir pada tanggal 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu),
India dan merupakan keturunan Konkani.
Ia bersekolah di St. Peter's High School (ICSE) di kota Mumbai. Kemudian
bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di
Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai. Ia kemudian
menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Tahun 1991 ia berhenti bekerja
sebagai dokter medis dan beralih di bidang dakwah atauproselitisme Islam.
Naik
telah mengadakan banyak debat dan ceramah di seluruh dunia, ia biasa
mengadakannya di Mumbai, India, dan setiap tahun sejak 2007 ia memimpin
Konferensi Damai 10 hari di Somaiya Ground,Sion, Mumbai dengan cendekiawan
lainnya, termasuk politikus Malaysia, Anwar Ibrahim pada 2008.
Tahun
2004, Naik mengunjungi Selandia Baru dan
kemudian ibu kota Australia atas undangan Islamic Information and Services Network
of Australasia. Dalam konferensinya di Melbourne, menurut jurnalis Sushi Das,
"Naik memuji superioritas moral dan spiritual Islam dan mencerca
kepercayaan lain dan bangsa Barat secara umum", menambahkan bahwa
kata-kata Naik "mendorong jiwa keterpisahan dan memperkuat
pemisahan".
Bulan
1 April 2005, Naik terlibat dalam debat dengan William Campbell, topiknya ialah
Islam dan Kristen dalam konteks ilmu pengetahuan, di mana keduanya membicarakan
dugaan kesalahan ilmiah di dalam kitab suci.
Naik
mengatakan ia terinspirasi oleh late Ahmed Deedat yang telah aktif di bidang dakwah selama
lebih dari 40 tahun. Menurut Naik,
tujuannya adalah "berkonsentrasi pada remaja Muslim berpendidikan yang
mulai meragukan agamanya sendiri dan merasa agamanya telah kuno" dan adalah tugas setiap Muslim untuk
menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam untuk melawan apa yang ia anggap
sebagai bias anti-Islam oleh media Barat setelah serangan 11 September 2001
terhadap Amerika Serikat. Ia telah
berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama juga hal-hal yang ditujukan untuk menghapus
keraguan tentang Islam. Sejumlah
artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.
Thomas
Blom Hansen, seorang sosiolog yang memegang posisi akademik di berbagai
universitas, telah menulis bahwa gaya Naik mengabadikan Qur'an dan hadits dalam
berbagai bahasa, dan bepergian ke berbagai negara untuk membicarakan Islam
bersama para teolog, telah menjadikannya sangat terkenal di lingkungan Muslim
dan non-Muslim. Meskipun ia biasa berbicara kepada ratusan hadirin, dan kadang
ribuan hadirin, justru rekaman video dan DVD ceramahnya yang banyak
didistribusikan. Perkataannya biasa direkam dalam bahasa Inggris, untuk
disiarkan pada akhir pekan di sejumlah jaringan TV kabel di lingkungan Muslim
Mumbai, dan di saluran Peace TV, which
he co-promotes. Topik yang ia
bicarakan mencakup: "Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern", "Islam
dan Kristen", dan "Islam dan Sekularisme", di antara yang lain.
Khushwant
Singh, seorang jurnalis India, mengatakan bahwa kata-kata Naik
"kejam" dan "mereka jarang masuk debat tingkat sarjana perguruan
tinggi, di mana kontestan bersaing dengan yang lainnya untuk memperoleh nilai
terbaik".
Analis
politik Khaled Ahmed menganggap bahwa Zakir Naik, menurut klaim superioritas
Islam terhadap keyakinan religius lain, mempraktikkan apa yang ia sebut
Orientalisme mundur. Dalam sebuah
ceramah di Melbourne University, Naik mengatakan bahwa hanya Islam yang
memberikan wanita kesamaan sejati. Ia
menyatakan pentingnya penutup kepala dengan menganggap bahwa "pakaian
Barat yang terbuka" membuat wanita lebih mungkin mengalami pelecehan
seksual.
Tanggal
21 Januari 2006, Naik mengadakan sebuah dialog antaragama dengan Sri Sri Ravi
Shankar. Acara ini mengenai konsep Tuhan dalam Islam dan Hinduisme, tujuannya
ialah memberikan kesepahaman antara dua agama besar India, dan mengeluarkan
kesamaan antara Islam dan Hinduisme, seperti bagaimana berhala dilarang.
Diadakan di Bangalore, India dengan 50.000 orang memadatiPalace Grounds.
Bulan
August 2006, kunjungan dan konferensi Naik di Cardiff (Britania Raya) menjadi
obyek kontroversi ketika MP (anggota parlemen) Wales David Davies meminta
acaranya dibatalkan. Ia menyebutnya seorang 'penjual kebencian', dan mengatakan
pandangannya tidak pantas memperoleh 'platform publik'; Muslim dari Cardiff,
mempertahankan hak berbicara Naik di kota mereka. Saleem Kidwai, Sekretaris
Jenderal Muslim Council of Wales, tidak setuju dengan Davies, menyatakan bahwa
"orang-orang yang mengenalnya (Naik) tahu bahwa ia adalah salah satu orang
paling tidak kontroversial yang pernah ada. Ia berbicara tentang kesamaan antar
agama, dan bagaimana kita harus hidup selaras dengan mereka", dan
mengundang Davies untuk membicarakan lebih jauh dengan Naik secara pribadi di
konferensi ini. Konferensi tetap berjalan, setelah dewan Cardiff mengatakan
bahwa mereka senang apabila ia tidak berceramah dengan pandangan
ekstremis.
Setelah
sebuah ceramah oleh Paus Benediktus XVI bulan September 2006, Naik menantang
debat publik langsung dengannya. Sri Paus menerima ajakan ini tapi dengan satu
syarat: Zakir Naik harus berpedoman Al Quran bukan kitab suci yang diwahyukan
secara langsung oleh Tuhan. Sebuah syarat yang langsung mementahkan ajakan debat
itu sendiri.
Bulan
November 2007, IRF mengadakan konferensi dan pameran Islam internasional 10
hari bertemakanKonferensi Damai di Somaiya Ground di Mumbai. Ceramah tentang
Islam dilaksanakan Naik juga dua puluh cendekiawan Islam lainnya dari seluruh
dunia.
Selama
salah satu ceramahnya, Naik memprovokasi kemarahan di antara anggota komunitas
Syiah di konferensi itu ketika ia menyebutkan kata-kata "Radhiyallah
taa'la anhu" (berarti 'Semoga Allah mengampuninya') setelah menyebut nama
Yazid I dan menyebutkan bahwa Pertempuran Karbala hanya berdasarkan
politik. Lainnya mempercayai komentar
ini disengaja.
Dalam
terbitan 22 Februari 2009, Indian Express membuat daftar "100 Orang India
Terkuat 2009" di antara satu milyar penduduk India, Zakir Naik masuk
peringkat 82. Dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India",
Zakir Naik ada di peringkat 3, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar,
menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.
0 Komentar