Tersenyumlah…!!!
Dari ‘Ubaidullah bin
Mughirah, dia berkata: Saya pernah mendengar Abdullah bin Harits bin Jaz’
berkata: ” Saya tidak pernah melihat seorangpun juga yang lebih banyak
tersenyum dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam “.
Hadits Shahih. Telah dikeluarkan oleh Ahmad (4/190 &
191) dan Abdullah bin Mubarak di kitab ” Zuhud ” (no.145) dan yang selainnya
keduanya dari jalan Abdullah bin Lahi’ah dari ‘Ubaidullah bin Mughirah, dari
Abdullah bin Harits bin Jaz’ seperti di atas.
Abdullah bin Lahi’ah adalah seorang rawi yang buruk
hapalannya, akan tetapi riwayat Abdullah bin Mubarak dari Abdullah bin Lahi’ah
– seperti hadits ini yang langsung dikeluarkan oleh Abdullah bin Mubarak di
kitab Zuhud dari jalan Abdullah bin Lahi’ah – adalah Shahih sebagaimana telah
saya jelaskan di kitab Al-Masaa-il jilid 7 masalah ke 226 (no.951).
Karena Abdullah bin Mubarak telah meriwayatkan hadits dari
Abdullah bin Lahi’ah sebelum hapalan Abdullah bin Lahi’ah menjadi buruk
disebabkan telah hilang terbakar kitab catatan hadits-haditsnya. Maka ketika
kitab catatan haditsnya terbakar, dalam meriwayatkan hadits dia hanya
mengandalkan hapalannya saja, maka terjadilah kesalahan-kesalahan di dalam
riwayatnya. Oleh karena itu rawi-rawi yang menerima hadits darinya sesudah
hapalannya rusak, maka haditsnya Dha’if kecuali dipakai sebagai syahid
(penguat). Sedangkan rawi-rawi yang menerima hadits darinya sebelum kitab
catatan hadits-hadits terbakar, maka haditsnya atau riwayatnya Shahih seperti
Abdullah bin Mubarak dan lain-lain.
Kalau hadits yang mulia ini yang menjelaskan salah
satu
sifat dan kebiasaan dari Nabi yang mulia shallallahu’alaihi wa sallam
mendapatkan tempat tersendiri di hati kita, maka yang terjadi adalah:
1. Kita akan dapat
dengan mudah meraih sejumlah pahala h anya
dengan tersenyum…dan tersenyum…dan tersenyum lagi. Kecuali pada sebagian
keadaan dan pada sebagian orang yang
memang tidak disyari’atkan untuk tersenyum…
Dalam hadits Shahih diterangkan:
Dari Abu Dzar, dia berkata: Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam telah bersabda: ” Janganlah kamu menganggap remeh (mengecilkan)
perbuatan yang baik sedikitpun juga, walaupun kamu berjumpa saudaramu dengan
wajah yang manis “. (Hadits Shahih, Telah dikeluarkan oleh Muslim (no.2626) dan
lain-lain)
2. Akan menghilangkan
kesusahan, kegundahan, kedukaan, kesedihan, kelelahan, keletihan di hati dan di
fisik… Atau paling tidak menguranginya…
3. Akan menumbuhkan
perasaan kasih dan sayang dan akan menjadikannya sebagai seorang yang pemurah.
4. Akan dikasih dan
disayang.
5. Akan menghilangkan
sifat pemarah dan dendam… Atau paling tidak menguranginya…
6. Akan membuat
mukanya selalu tampak cerah dan berseri-seri.
7. Akan membuat
hatinya bersama hati orang yang berhadapan atau bertemu dengannya menjadi
lapang dan lega, hilanglah buruk sangka yang bersarang di hati…
8. Akan dapat
menghilangkan berbagai macam penyakit atau paling tidak menguranginya dengan
izin Allah ‘Azza wa Jalla.
9. Mencontoh salah
satu sifat dari sifat-sifat Nabi yang mulia shallallahu’alaihi wa sallam.
10. Menebarkan senyum
dalam menyebarkan akhlak Islam. Yakni senyum yag hakiki yang dilandasi oleh
keimanan dan mengharapkan pahala dari Rabbul ‘alamin, bukan senyum yang…
Disalin dari Kitab Al-Masaa-il Jilid 9 hal.138-140 (Masalah
ke 270) oleh guru kami Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat ~semoga Allah
menjaganya~
0 Komentar