Bismillah,
Ingatlah, wahai sahabat muslimin, sungguh kemaksiatan selalu membayangi
kita, kapan dan di mana saja kita berada. Kemaksiatan adalah senjata syetan
yang tersohor. Dia membisikkan bujuk rayu dan tipuan kepada hati agar melakukan
dosa .
Bagaimana hati manusia dapat terkena bujuk rayu syetan?
jawabannya, karena manusia tidak taat kepada Allah Ta’aala. Sungguh, amal
pekerjaan manusia tidak akan sempurna tanpa bekal ketaqwaan. Dan tidaklah benar
ketaqwaan tanpa dasar ilmu. Perumpamaannya adalah seperti buah yang baik,
aromanya enak dan rasanya lezat. Aromanya adalah ilmu dan nasehat, sedangkan
rasanya adalah amal perbuatan.
Sungguh manusia tergantung pada hatinya, sebab ia memberi
komando kepada semua anggota tubuh, mulai akal pikiran sampai kepada panca
indera. Sehingga apabila hatinya baik maka baik pula anggota badan yang
lainnya, tetapi apabila jahat maka binasalah semua anggota yang lainnya.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Ingatlah dalam badan ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah
semua badannya, jika ia rusak, maka rusaklah semua badannya. Ingatlah dia
adalah hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ketahuilah bahwa hati manusia dibagi tiga macam:
Pertama: hati
yang sehat/shahih, yaitu hati yang bersih dan terlepas dari selubung syahwat
dan kegelapan syubhat. Pemilik hati ini adalah orang-orang yang bertaqwa kepada
Allah Ta’aala. Ia senantiasa melakukan amal shalih dengan ikhlas dan mematuhi
aturan Allah dan Rasulnya.
FirmanNya:
“(Yaitu) di hari harta dan anak laki-laki tiada berguna,
kecuali bagi orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.
Asy-Syu’araa: 88-89)
Kedua: Hati yang mati, yaitu lawan dari hati yang
sehat. Pemilik hati ini adalah orang-orang kafir. Mereka tidak mengimani Allah,
tidak mengakui bahwa hanya kepada Allah Ta’ala ibadahnya ditujukan, serta tidak
mempercayai nama-nama dan sifat Allah Ta’ala. Setiap tindakannya hanya menuruti
hawa nafsu semata. Hawa adalah pemimpin dan syahwat adalah prinsip. Mereka jauh
dari ketaatan kepada Allah Ta’ala. Sungguh merupakan tempat yang nyaman bagi
syetan untuk mengajak kepada kebinasaan.
Ketiga, Hati yang
sakit, Yaitu hati yang berada di antara hati yang sehat dan mati. Pemiliknya
adalah orang-orang munafik. Ia mengaku beriman, beramal shalih, bertawakkal,
namun lebih menyukai riya’,ujub, sombong, bila berjanji tidak ditepati, bila
berkata tidak bisa dipegang. Allah Ta’ala berfirman:
“Di hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakit-nya. Bagi
mereka adzab yang pedih disebabkan kedustaannya”. (QS. Al-Baqarah: 10).
Salah satu syarat untuk meraih badan yang sehat adalah
menjauhkan diri dari makanan yang dapat menyebabkan sakit. Begitu pula dengan
hati, bila ingin hati yang sehat maka jauhkanlah hati dari faktor-faktor yang
merusaknya. Antara lain fitnah syahwat dan syubhat. Fitnah syahwat dapat
berasal dari wanita, anak,dan kekayaan harta. Allah Ta’ala berfirman:
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak,harta yang banyak dari jenis
emas,perak,kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang.” (QS. Ali Imran:14)
Sahabat ku,
Sungguh fitnah wanita sangat berbahaya dan dahsyat.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Tidak kutinggalkan sesudah matiku suatu fitnah (ujian) yang lebih
berbahaya bagi laki-laki dari fitnah wanita.” (Muttafaq alaih)
![]() |
Abdul Aziz Husen |
Fitnah dari wanita sangat banyak sekali ragamnya, antara
lain dalam hal pakaian. Tak dapat dipungkiri bahwa jika seorang wanita keluar
dari rumahnya tanpa menjaga auratnya, maka syetan akan menjadikan ia menarik
pandangan mata lelaki. Tidak hanya satu laki-laki yang tergoda tetapi puluhan,
ratusan dan bahkan lebih. Hal itulah yang menyebabkan jatuhnya akhlak kaum
lelaki, sehingga sangat jorok. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Dua manusia dari ahli Neraka yang belum ku lihat di zamanku, yaitu
kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi. Mereka memukul manusia
dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak-lenggok
kepala mereka seperti punuk unta yang condong., mereka tidak akan masuk Surga.
Dan sesungguhnya bau Surga bisa tercium dari jarak yang sangat jauh”
(HR.Muslim)
Wanita mempunyai sifat yang kurang mulia, antara lain: mudah mengeluh, suka menuntut, suka
membicarakan orang lain(ghibah), kurang pandai berterimah kasih kepada suami.
Seorang istri yang kurang puas terhadap kondisi ekonomi dan sosial yang telah
diusahakan suaminya, sering kali tidak sabar dan mendesak suaminya untuk
berbuat kolusi, korupsi, berkhianat, dan tindakan maksiat lainnya.
Memang tidak semua wanita seperti itu, hanya wanita yang
shalihahlah yang tidak melakukan seperti itu. Merekalah perhiasan dunia yang
terbaik, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang
shalihah.” (HR. Muslim)
Maka bagi kita, haruslah berhati-hati dengan fitnah wanita
dan wajib untuk mendidik istri, anak dan saudari-saudari kita agar menutup
auratnya dan menjaga kehormatannya, sehingga dapat menjadi wanita yang
shalihah.
Anak dapat membutakan orang tua dari kebenaran. Demi anak
orang tua rela mengorbankan keimanannya,kejujurannya. Bahkan kadang kala mampu
menjerat orang tua untuk bermalas-malasan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala,
bakhil dalam berinfaq, bershadaqah, maupun zakat. Kepentingan sang anak
dijadikan alasan atas kebakhilannya, kemalasan dalam beribadah kepada Allah
Ta’ala. Allah berfirman:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah bagimu. Dan di
sisi Allahlah pahala yang besar.” (QS. At-Thaghabun: 15)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Anak itu (dapat mendatangkan) kesedihan, rasa takut, kebodohan dan
kebakhilan.” (HR. Ath-Tabrani, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)
Maka wajiblah bagi orang tua untuk bersabar dan istiqomah
dalam menjaga anak sebagai amanat dari Allah Ta’aala.
Sahabat ku,
Ketahuilah bahwa fitnah harta merupakan awal kebobrokan
akhlaq manusia. Korban dari fitnah ini senantiasa haus dan lapar untuk menimbun
harta. Ia membanting tulang siang malam untuk harta, tidak ada waktu untuk yang
lain. Bahkan ia rela melepas kejujurannya, dan keimanannya untuk digadaikan
demi harta. Kekayaan dan harta membuat ia lupa kepada Allah Ta’ala. Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Tiap umat mempunyai cobaan dan ujian sendiri-sendiri dan fitnah cobaan
umatku adalah kekayaan harta.” (HR. Tirmidzi, sanadnya hasan disepakati oleh
Adz-Dzahabi)
Selain fitnah syahwat, ada fitnah yang lain yang tak kalah
berbahayanya, yaitu fitnah syubhat.
Apakah fitnah syubhat itu?
Yaitu fitnah atau ujian yang ditimbulkan dari sesuatu yang
status halal haramnya. Hal ini sering menimpa orang-orang yang telah belajar
dan menerima ilmu, tetapi tidak memahaminya dan tidak amanah . Dengan ilmunya
yang minim, ia merasa telah mengetahui dien Islam, lalu memahaminya dengan
seenaknya . Ia tidak tahu dimana kebenaran yang haq itu berada?.
Pendapatnya salah tetapi ia tidak tahu letak kesalahannya
dan tidak mau menerima pendapat yang benar dari pihak lain. Yang halal
dikatakan haram, yang sunnah dikatakan bid’ah. Ia menjadi fitnah bagi orang
lain. Akibat dari fitnah syubhat adalah taqlid buta atau mengikuti pendapat
orang lain tanpa ilmu. Taklid yang tidak diperbolehkan apabila mengikuti adat
istiadat atau ajaran nenek moyang yang bertentangan dengan ketentuan dari Allah
Ta’ala, mengikuti pendapat orang lain yang tidak mengetahui proporsionalitasnya
(kebenarannya). Tetapi diperbolehkan mengikuti pendapat orang yang diketahui
telah berusaha keras dan konsekwen dalam ketaatannya kepada Allah Ta’ala dan
RasulNya. Hanya ketentuan Allah dan RasulNya yang layak dijadikan dalil dan
hujah serta harus diikuti. Sungguh tidak ada pendapat manusia yang layak untuk
didikuti kecuali pendapat Rasulullah. Malik bin Anas berkata :
“Tidaklah seorangpun sepeninggal
Nabi n yang patut diikuti perkataannya dan ditinggalkan, kecuali perkataan
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ” (harus diikuti semuanya).
Maka marilah kita bersama-sama menimba ilmu dengan
bersungguh-sungguh dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
dengan pemahaman para salafus shalih untuk selamat dari bahaya fitnah Syubhat.
#wassalam
0 Komentar